Judul : Does MY Head Look Big In
This :? (Memangnya kenapa Kalau Aku Pakai Jilbab ?)
Penulis : Randa Abdel Fattah
Alih bahasa : Alexandra Kirana
Editor : Meliana Simamora
Desain cover : Marcel A.W
Model cover : Michelle Maria
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan : Pertama, Jakarta, Juli
2007
Jumlah halaman : 352 hlm
ISBN-13 : 978 – 979 – 22 – 3050 –
5
“Aku takut. Tapi pada
saat yang sama aku merasa seakan kepercayaan dan keyakinanku pada Islam meledak
dalam diriku, dan aku kepingin membuktikan pada diriku sendiri, aku cukup kuat
untuk mengenakan symbol kepercayaanku. Aku percaya itu bakal membuatku merasa
sangat dekat pada Tuhan.”
Novel terjemahan yang aku beli entah berapa tahun yang lalu,
mungkin sekitar 6 tahunan kali ya, jadi sebenarnya aku membaca ulang buku ini,
sudah 4 kali sepertinya aku re-read novel ini. Novel ini aku beli bahkan
sebelum aku berjilbab tapi aku memang sudah tertarik untuk membaca buku yang
berbau religi. Walau sebenarnya novel
ini sendiri gak berisi tentang pencarian hakikat hidup, penebusan dosa atau
tentang seorang yang tersesat kemudian menemukan jalan kebenarannya karena novel
ini masuk dalam golongan teenlit, jadi latar kisahnya memang sekitar dunia
remaja yang ringan.
Lalu apa yang membuat novel ini berbeda ? Novel ini memotret
kisah seorang remaja yang tiba-tiba menemukan identitas kereligiusannya justru
di masa dimana biasanya seorang remaja hanya memikirkan tentang tugas sekolah,
gossip artis, fashion terbaru, atau berita tentang cowok popular disekolah.
Amal Mohamed Nasrullah Abdel Hakim – nama yang membuat
kepala sekolahnya , Ms. Walsh, terbata mengucapkannya – adalah seorang siswi
kelas 12 di McCleans Grammar School di Australia. Beberapa hari sebelum liburan
semester 2 berakhir ia mendapatkan pencerahan untuk mulai menutup rambutnya
alias berjlbab. Benar-benar berjilbab full timer bukan part timer seperti biasa
yang ia lakukan. Full timer yang artinya sepanjang hari ketika diluar rumah ia
wajib memakai jilbab, bahkan ketika berada dalam lingkungan sekolahnya yang
bergengsi !!
Gugup, cemas dan takut namun anehnya dia merasa penuh
keberanian untuk mengeksekusi keputusannya itu. Ia bahkan membuat daftar siapa
yang akan mendukung keputusannya dan siapa yang akan mengernyitkan kening saat
melihat perubahannya. Pertama ada Mom dan Dad-nya yang religius namun
berpikiran terbuka, yang sangat mendukung keputusannya berjilbab sekaligus
khawatir dengan tekanan yang akan dihadapi remaja 16 tahun ini dengan jilbab
tersebut. Kemudian ada Yasmeen dan Laila, sahabatnya dari sejak kelas 7 di
Hidaya, sebuah sekolah muslim di Australia, yang tidak hanya mendukung tapi
mulai ikut menata gaya busana barunya. Ada lagi Simone dan Eileen, teman
dekatnya di McCleans yang begitu menghargai perbedaan diantara mereka sekaligus
sebagai teman bergosipnya saat membaca maajalah Cosmo atau menonton MTV. Dan tidak
ketinggalan pula Adam, cowok sekelasnya yang sukses membuat kupu-kupu di perut
Amal berterbangan hanya karena melihatnya saja. Apa yang dipikirkan cowok keren
itu saat melihat Amal menutupi rambut indahnya ?
Semester baru, pelajaran dimulai dan Amal memutuskan untuk
berjilbab. Sebuah langkah besar yang diambil oleh Amal membuat masa remajanya
makin berwarna. Belum cukup dengan ujian dan kontes debat, ada pula masalah
keluarga Laila dan celotehan Simone tentang berat badannya, ditambah tentang si
Adam cute yang makin menunjukkan ketertarikan padanya. Mampukah Amal melewati
segala jungkir balik dalam kehidupan 16 tahunnya itu ? Dan bagaimana ia bisa
menyikapi komentar miring tentang jilbabnya atau tatapan penuh selidik akibat
peristiwa 11/9 yang menjadi momok bagi masyarakat di luar Islam khususnya di
Australia ?
Novel remaja yang penuh warna dan penuh inspirasi khususnya
buat aku pribadi. Pernah gak sih berada disuatu tempat sebagai orang yang
paling berbeda ? yang mau tidak mau harus melebur dengan tempat itu tanpa
kehilangan identitas diri ? Maka itulah yang dihadapi Amal, sebagai
satu-satunya cewek muslim Palestina yang bersekolah di sekolah keren macam
McCleans, tantangan untuk tetap menjaga identitasnya namun tidak terlihat culun
begitu besar, belum lagi ditambah gejolak masa remajanya seperti “pemberontakan anak kepada orang tua”
dan kebutuhan untuk bersenang-senang dengan temannya.
Di Novel ini Amal hanya ingin menunjukkan bahwa dengan
selembar kain yang menutupi kepalanya ia tetap bisa melakukan apapun yang ia
inginkan untuk masa depannya. Bahwa ia ingin menjadi taat kepada tuhannya
adalah urusan pribadinya tetapi ia tetap akan menjadi sebagaimana layaknya
orang Australia lainnya yang bekerja dan menjalani hidup dengan penuh
impian.
Salut untuk Randa Abdel Fattah, sang penulis yang mampu
meramu novel ini menjadi ringan, cerdas dan lucu seperti judulnya “Does My Head
Look Big In This?”. Dan novel ini cocok untuk remaja muslim sebagai referensi
dalam menjalani kehidupan remaja sekaligus kehidupan religinya. Bahwa menjadi
remaja bukan berarti lupa pada identitas keyakinannya sekaligus tetap bisa
eksis bahkan berprestasi di kehidupan sosial. Karena buku ini tidak membosankan
untuk dibaca ulang dan memang bagus jadi aku kasih rate 5 bintang untuk teenlit
ini J