Judul : Always, Laila
Penulis : Andi Eriawan
Penyunting : Denny Indra
Desain sampul : Dwi Annisa
Anindhika
Penata letak : Wahyu Suwarni
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Kedua, 2013
Jumlah halaman : 240 hlm
ISBN : 979 – 780 – 630 – 8
Begitu sederhananya
kebahagiaan itu
Terlahir saat aku
sekedar melihatmu
Untuk kali yang
pertama, kedua dan seterusnya
Tak ada habisnya ….
-Pram-
Ini sebuah kisah tentang Laila dan Pram. Kisah cinta mereka
yang tumbuh ketika beranjak SMA, mekar, berkembang hingga 9 tahun lebih kebersamaan
mereka. Namun entah mengapa semua kandas, justru ketika mereka akan menjadi sepasang
insan yang berbahagia ….
Laila adalah seorang gadis cantik yang mempesona, dan Pram
ada remaja pria yang awalnya hanya mampu memandang Laila dari kejauhan. Namun ternyata
Pram adalah cowok yang cukup memiliki rasa pede untuk mendekati Laila. Namun
bukan seperti cowok-cowok lain yang langsung menembak Laila. Pram menawarkan
keakraban, kebersamaan dan kenyamanan sebagai seorang sahabat.
Bersama Pram, Laila selalu tertawa, bahkan Pram lebih sering
banyak mengalah dari gadis keras kepala itu. Hingga pada suatu hari Pram
menyatakan cintanya. Melalui sebuah puisi. Awalnya Laila menolak, meski Pram sudah
menyebutkan 10 alasan bodohnya mengapa ia pantas menjadi pacar Laila. Namun
sebuah insiden membuat Laila akhirnya sadar, bahwa ia tidak mau kehilangan
hari-harinya bersama Pram.
“Aku juga seorang
pendengar setia, La. Aku selalu dengerin cerita kamu, kekesalan kamu, cacian
kamu, celoteh kamu. Bahkan aku seneng ngedengernya. Aku bukan cuma suka kamu sebagai
sahabat, tapi aku juga suka kamu sebagi perempuan” -Pram
Hubungan mereka diisi dengan percintaan khas remaja. Pram
yang sering kali kepedean, jahil, sesukanya sendiri dan tidak romantis. Namun
ia tahu bagaimana memperlakukan Laila dan membuat gadis itu bahagia dengan
kejutan-kejutan kecil darinya. Sedangkan Laila yang keras kepala, terkadang
sadis dengan serangan cubitan ketika Pram menjahilinya serta begitu perhatian
pada Pram. Bisa membuat Pram bahagia hanya karena melihat keberadaan gadis itu
dalam pandangannya.
Apa yang diutarakan
langit siang yang biru
Dan gumpalan awan yang
bergerak
Saat angin bergemuruh
?
Aku sayang kamu …
-Pram-
Namun bukan berarti hubungan mereka tanpa batu sandungan.
Bubun, sahabat yang pernah menyatakan cinta pada Laila kembali hadir ketika ia
memasuki masa kuliah. Dulu, Laila pun sempat menaruh hati pada Bubun, namun
karena tidak ingin persahabatan mereka berubah, Laila menolak pernyataan cinta
itu. Dan itu membuat Bubun terluka dan pergi begitu saja. Padahal, seandainya
Bubun sedikit keras kepala seperti Pram, bisa jadi ialah yang menjadi kekasih
Laila saat ini.
Laila pun masih terusik dengan perasaannya pada Bubun. Namun
ia tetap menjaga kesetiaannya, meski Bubun menawarkan cincin berlian sebelum
pria itu memutuskan untuk bekerja pada sebuah maskapai penerbangan di Malaysia.
Hingga suatu hari Laila pun diutus pergi ke Malaysia juga sebagai perwakilan fakultasnya.
Meninggalkan Pram selama kurang lebih 6 minggu. Dan tiga kata yang diucapkan
Pram sebelum Laila naik pesawat adalah “Jangan pergi, La.”
Apa yang menarik dari Always, Laila ? Kalau dari inti cerita
sebenarnya sama dengan novel romance lainnya. Perjalanan kisah cinta sepasang
muda-mudi dari zaman sekolah hingga dewasa yang penuh dengan lika-likunya.
Namun yang membuatnya berbeda adalah bagaimana Andi Eriawan menggambarkan kisah
cinta mereka dengan gaya yang romantis tapi sekaligus lugas. Aku suka gimana gaya
penulis pria ini menuturkan kisah cinta dari sudut pandang dan bahasanya.
Meski terkesan romantis dan mellow, tapi alur ceritanya
tidak lambat, bahkan terbilang cepat. Kesan romantis ada di adegan-adegan antara
Pram dan Laila serta beberapa puis yang diselipkan. Aku suka bagaimana hubungan
Laila dan Pram yang berkembang. Romantisnya pasangan ini digambarkan dengan
rasa lain oleh penulis, meski berlimpah kata-kata rayuan tapi kok sangat pas
dan tidak berlebihan, tidak lebay, dan tidak menye-menye :D
Banyak dialog yang bikin senyum-senyum sendiri, terkesan lucu
dan norak tapi terasa wajar untuk Laila dan Pram. Mereka tidak pernah
digambarkan bersentuhan secara fisik, tapi dari dialog dan adegan-adegannya
sudah otomatis mengeluarkan aura romantis.
Oh iya, alur cerita novel ini campuran. Pembaca akan
diperlihatkan secara bergantian tentang masa lalu percintaan Pram dan Laila,
serta bagaiman Laila mengenang semua kisah mereka berdua di masa kini. Ada
banyak adegan yang bakalan bikin baper
pembaca kalau melihat jalinan hubungan Pram dan Laila. Buat aku sebagai cewek,
karakter cowok seperti Pram ini yang bakal jadi incaran. Terlihat cuek, tapi
dia pede dan pintar membuat kejutan. Tidak romantis tapi dia tahu gimana cara
membuat ceweknya tertawa :D
Semua karakter aku suka di novel ini. Orang tua Pram dan Laila
juga karakter yang asyik meski kemunculannya tidak terlalu banyak. Terus yang
aku suka juga ketika penulis memasukkan unsur sejarah serta beberapa “kebetulan”
yang aneh pada novel ini. Meski sedikit tapi hal itu yang membuat keterikatan takdir
antara Laila dan Pram terasa begitu kuat.
Nove ini aku rekomendasikan bagi mereka yang ingin membaca
tentang kenangan kisah cinta yang unik dan romantis. Meski endingnya
menyebalkan buatku, tapi tidak mengurangi kuatnya kisah Laila dan Pram untuk
menarik aku dan ikut merasakan romantisme mereka. Ohh, satu lagi, adegan yang paling
aku suka adalah adegan dimana Pram mengunjungi Laila ke Malaysia, romanatis
tapi tetep konyol :D
Always, Laila pantas buat aku apresiasi dengan rating 3
bintang (sebenarnya mau 4 bintang, tapi endingnya gak asyik ah, hehehe … ) J
Gemuruh di hatiku
mereda sendirinya,
Langit menjadi lebih
cerah,
Dan udara tak lagi menyesakkan
dada.
Mungkin karena
kutemukan
Definisi lain dari cinta.
Makna tak lagi berasal
dari pertemuan
Dan rasa rindu membuatku
bahagia.
-Pram-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar