Judul :
Adriana (Labirin Cinta Di Kilometer Nol)
Penulis: Fajar
Nugros dan Artasya Sudirman
Penerbit :
Lingkar Pena Publishing House, 2010
ISBN :
6028436488, 9786028436489
Jumlah halaman
: 400 hlm
“Jika
karpet itu berganti lima kali, aku akan menjumpaimu di tempat dua ular saling
berlilitan pada tongkatnya, saat Proklamasi dibacakan”
Sebuah teka-teki yang diberikan oleh seorang gadis manis yang tidak
sengaja Mamen temui di dalam lift perpustakaan umum Monas. Mamen terpesona pada
kecantikan gadis itu dan menemukan kesempatan untuk mengajaknya ketemuan lagi,
tapi apa jawaban dari gadis tersebut ? Sebuah teka-teki yang membingungkan bagi
otak Mamen. Apa maksud gadis itu ? Atau ini hanya alasan untuk menghindar dan
tidak ingin berkenalan dengan Mamen ? Meskipun bisa saja Mamen mengabaikan
teka-teki tersebut dan menyerah untuk bisa berkenalan lebih jauh dengan si
gadis, namun senyum manis yang terakhir kali diperlihatkan gadis itu membuat
Mamen memutar otaknya untuk mencari jawaban.
Meskipun pada akhirnya ia harus meminta bantuan teman karibnya, Sobar,
yang memang berotak encer. Bersama sahabatnya itu Mamen mulai memecahkan satu
persatu teka-teka yang bergulir untuk bisa bertemu dengan sosok gadis cantik di
lift itu. Namun keseluruhan teka-teki tersebut malah membawanya untuk menyusuri
sejarah Indonesia dan Jakarta. Setiap teka-teka akan merujuk pada suatu tempat
yang ternyata membawa makna sejarah yang terlupakan atau malah tak
terungkapkan. Seperti teka-teki ini yang membuat otak Mamen yang anti sejarah
kemudian menjadi kram :
“Harinya adalah tiga hari setelah Fatahillah mengusir
Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Masanya sampai pada Perang Diponegoro.
Namun orang-orang merana itu tahu, saat mati, jasad mereka akan merana terkubur
jauh dari tanah tumpah darah mereka sendiri. Aku yang menunggumu adalah
Adriana, pada mimpinya yang tak pernah mati.”
Sebuah novel yang cerdas, penggabungan masalah cinta dengan sejarah yang
menjadikan novel ini bukan novel cinta remaja biasa. Fokusnya memang seperti
ingin memberi pengetahuan sejarah Jakarta maupun Indonesia melalui tema yang
sudah umum dan gampang dicerna yaitu percintaan. Dan jempol banget deh, buat
duo penulis Fajar Nugros dan Artasya Sudirman yang mampu meramu cerita dan
teka-tekinya. Mungkin penulisnya suka belajar sejarah atau melakukan riset
dahulu karena ada beberapa hal yang tidak diungkapkan dalam buku sejarah masa
SMA seperti tentang sepatu Bung Hatta atau tentang jubah Pangeran Dipnegoro.
Itu ilmu baru buat aku sebagai pembaca dan jadi merasa tertarik untuk
mengetahui sejarah bangsa lebih jauh lagi.
Banyak yang berpendapat kalau pelajaran sejarah itu membosankan karena
hanya penuh dengan tulisan dan hafalan, pendapat itu ada benar dan ada salahnya
juga sih. Akan sangat membosankan jika memang cuma menghafal tentang
tahun-tahun penting, perjanjian-perjanjian, dan nama serta tempat penting.
Apalagi kalau penyampaiannya hanya sekedar teori flat kemudian mengisi LKS
begitu saja, rasanya segala pengetahuna dalam pelajaran sejarah hanya akan jadi
sejarah saja di otak, tidak benar-benar menempel di pikiran. Tapi berbeda kalau
pengajarannya diselingi dengan peristiwa personal yang membuat sejarah itu
terasa lebih nyata, bukan hanya peristiwa di puluhan tahun silam. Seperti
seorang guru di novel ini yang membawa murid-muridnya ke Monas untuk lebih
mengenal sejarah bangunan kebanggaan Indonesia dan Jakarta khususnya. Atau
diselipkan cerita tentang kehidupan personal dari setiap tokoh bangsa agar
terkesa benar-benar ada dan manusiawi, sehingga penghormatan terhadap tokoh
bangsa tersebut tidak hanya sebatas ucapan saat upacara bendera saja.
Mengikuti petualangan Mamen dan Sobar untuk memecahkan semua teka-teki
itu bener-bener seru. Dengan konsep cerita yang sering flash back ke masa lalu, mulai dari masa penjajahan
hingga masa kemerdekaan. Selain itu ceritanya juga dibagi menjadi 2 bagian
sudut pandang yaitu Mamen dan Adriana, si gadis cantik tersebut. Selain diajak
untuk belajar sejarah, novel ini juga mengajarkan untuk nggak menyerah pada
impian, seperti impian sederhana Adriana. Namun yang agak mengganggu adalah
pada bagian percakapannya. Terkadang ada bagian percakapan yang kurang jelas
ini bagian dialog siapa karena minimnya keterangan, jadi agak menebak-nebak
kalau ini dialog si karakter A atau B. Tapi cuma di 1-2 bagian percakapan aja
sih, selebihnya aman. Novel yang asyik untuk dibaca, dibalut dengan kisah
detektif dan percintaan yang unik, dan untuk novel ini aku kasih rate 3 bintang
J
Oiya, aku baca buku ini agak telat dan selama membacanya aku bayangin
kalau dijadiin film pasti seru gitu ya, bisa melihat langsung aksi Mamen, Sobar
dan Adriana menjelajahi sejarah Jakarta. Tapi ternyata di tahun 2013 memang
sudah ada filmnya yang langsung disutradai sama Fajar Nugros. Judulnya Adriana
dengan para pemainnya Adipati Dolken, Eva Celia sama Kevin Julio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar