Kamis, 29 Oktober 2015

[Review] A Body To Die For



Judul : A Body To Die For
Penulis : Kate White
Alih bahasa : Gita Yuliani K.
Editor : Wulan Kusumawardhani
Sampul desain : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 448 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 7693 – 0


Menggeletak di lantai batu, diam sempurna, ada tubuh, atau setidaknya apa yang kukira adalah tubuh seseorang. Setiap jengkal tubuh itu terbungkus semacam kertas perak. Aku bisa melihat garis luar anggota tubuh, dada dan kepalanya, dan juga garis luar hidung, menonjol dari wajahnya. Tampak seperti semacam mumi. Seperti mumi mengerikan dari angkasa luar"


Bailey Weggins berniat untuk berakhir pekan dengan memanjakan tubuhnya di sebuah spa hotel milik teman ibunya, wanita cantik bernama Danielle Hubner. Hotel di kota kecil tersebut dirasa cukup menenangkan untuk keluar dari rutinitas hariannya sebagai kontributor cerita kriminal di sebuah majalah wanita. Namun ketegangan memang tidak ingin lepas dari keseharian Bailey, niatnya untuk merasakan spa terbaik malah berbalik menjadi menyelidiki sebuah kasus pembunuhan.

Seorang terapis spa terbunuh dan itu merupakan peristiwa kematian kedua di hotel terbut. Tentu hal itu membuat Danielle gelisah dan meminta bantuan Bailey yang menurutnya cerdas untuk membantu menyelidiki kasus tersebut. Meskipun tentu saja polisi setempat juga turun tangan untuk mengungkap pembunuhan yang jarang terjadi di pinggiran kota Massachusetts itu. Disaat itu pula Bailey bertemu dengan Detektif Beck, seorang detektif dengan rambut kelabu yang serius dan minim ekspresi. Meskipun detektif tampan itu sudah memperingatkannya untuk tidak ikut campur namun Bailey tidak bisa diam saja melihat hotel Danielle terancam akan tutup, apalagi dengan munculnya kejadian pembunuhan selanjutnya.

A Body To Die For,  sebuah novel thriller terjemahan yang masih membuat aku kepikiran sampai sekarang. Apa itu istilahnya ? book Hangover ya ? Bukan pada letak misteri ceritanya atau gaya penulisan yang wah sehingga aku gak bisa ngelupain novel ini, tapi karena karakternya. Ending karakternya twist banget, bukan ending yang kuharapkan sebenarnya. Ya, sebenarnya sih kemungkinan untuk ending seperti itu pernah terlintas pas aku lagi proses baca novelnya cuma gak rela deh karakter favoritku berakhir kayak gitu T.T

Tapi namanya thriller memang harus ada twist yang aneh, mengguncang, atau menimbulkan ke-tidak rela-an dari pembacanya kan ? Novel ini pakai sudut pandang aku, Bailey Weggins, jadi memang semuanya hanya berkisar dari apa yang dilihat, didengar dan dirasa Bailey. Ini yang juga menambah penasaran karena aku jadi gak tau pergerakan atau kisah dari sudut pandang karakter lain. Jadi poin plus untuk lebih merasakan misterinya dan semua karakter yang ada jadi terkesan mencurigakan. Apalagi ada banyak rahasia yang pelan-pelan terungkap dan pas klimaksnya adalah rahasia yang paling mengagetkan sekaligus menyebalkan buat aku. Kayaknya aku terlalu terlarut sama salah satu karakter di novel ini ya ?

Dan aku juga suka sama kutipan dialog dari pimpinan majalah Bailey sewaktu Bailey konsultasi masalah percintaannya sama mantan pacarnya yang ngajak balikan “Aku tidak pernah suka menoleh kembali, fokus pada sesuatu dari masa lalu, sehebat apapun itu dulu. Aku selalu ingin bergerak maju.” Cocok nih buat yang sering baper sama mantan pacar, hahaha ….


Untuk novel yang membuat aku book hangover beberapa hari ini aku kasih rate 4 bintang J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar