Kamis, 12 November 2015

[Review] Kode Untuk Republik


Judul : Kode Untuk Republik (Peran Sandi Negara Di Perang Kemerdekaan)
Penulis : Pratama D. Persadha
Penyunting dan Layout : Rieko Kristian
Sampul : Adin Hadiwidjojo
Cetakan pertama : Juli 2015
Diterbitkan : PT Marawa Tiga Warna
Jumlah halaman : 237 hlm
ISBN : 978 – 602 – 72773 – 0 – 4

“Ada benang merah antara kerahasiaan dan kemerdekaan, di Indonesia kita menyebutnya Sandi Negara.”


Kalau kita mendengar kata sandi maka yang terlintas dipikiran adalah sebuah symbol, huruf atau angka yang ketika dilihat seperti tidak berarti apa-apa, namun ternyata memiliki makna tersendiri. Kalau zaman eskul pramuka dulu, sandi yang paling familiar itu sandi morse atau semaphore.

Sandi merupakan bahasa komunikasi rahasia yang dimaksudkan dari satu pihak kepada pihak tertentu agar pesan yang disampaikan melalui sandi tersebut tidak bocor kepada pihak lain yang tidak dikehendaki. Atau secara singkatnya sandi adalah bentuk pesan rahasia.

Hal inilah yang dibahas dalam buku non-fiksi Kode Untuk Republik. Tentu saja sandi bukanlah tanpa maksud, bahwa ada kerahasiaan yang terkandung didalamnya. Sandi sudah menjadi bagian tersendiri dalam sebuah negara dan sebagai salah satu aspek pertahanan negara juga. Kriptografi adalah merupakan ilmu yang mempelajari tulisan rahasia atau sandi, dan setiap negara biasanya memiliki sumber daya manusia sebagai pembuat sandi dan pemecah sandi.


Didalam buku ini akan diungkapkan sejarah kriptografi mulai dari zaman prasasti hingga zaman perang dunia yang efeknya berimbas pada perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Kode Untuk Republik mengungkapkan tentang terbentuknya badan intelijen pihak Hindia Belanda dalam kecamuk PD 1 dan PD 2. Selain itu akan diceritakan pula sejarah berdirinya Lembaga Sandi Negara Indonesia dan perannya yang sangat krusial ketika Indonesia sedang merangkak menuju dan mempertahankan kemerdekaannya. Lewat sandi-sandi tersebut para petinggi negeri bisa saling berkomunikasi dan mengatur straetgi untuk menghadapi pihak sekutu dan Belanda.

Membaca buku ini membuat aku bisa mengetahui rentetan peristiwa yang terjadi setelah proklamasi kemerdekaan. Biasanya kalau dalam buku sejarah hanya hal-hal pokok saja yang diungkapkan seperti tanggal dan perjanjian penting. Namun di buku ini akan dikupas bagaimana pemerintah Indonesia yang berpindah-pindah atau bagaimana strategi jitu yang membuat Belanda mati kutu di hadapan dunia internasional setelah agresinya. Diungkapkan pula kerja keras para sandiman untuk mengantar pesan, menjaga peralatan radio atau harus bersembunyi saat siaran agar tidak diserang oleh pihak Belanda. Banyak juga istilah-istilah yang menyangkut persandian yang bisa dipelajari dari buku ini.

Penjelasan tentang sejarah sandi sampai pada kisah perjuangan Indonesia ini disampaikan dengan runut dan jelas. Termasuk detail karena penulis ternyata sempat mengabdi di Lembaga Sandi Negara, jadi wajar jika tahu seluk beluk tentang sandi Indonesia. Selain itu  lumayan banyak pula sumber referensinya sehingga menghasilkan buku yang layak dibaca untuk mereka yang ingin mengetahui sejarah sandi Indonesia khususnya. Ada juga beberapa kisah perjuangan di buku ini yang membuat aku terharu dan merasakan semangat dari pejuang Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun harus hidup nomaden dan penuh tekanan dari pihak musuh.

Meskipun sedikit kecewa karena di buku ini tidak ditampilkannya contoh sandi yang digunakan oleh negara luar atau Indonesia sendiri. Tapi kalau dipikir memang sandi tidak bisa dipublikasikan secara bebas ya, kan bahaya kalau sampai buku ini jatuh ke pihak asing dan tahu bentuk sandi khusus Indonesia, bisa bocor keamanan intelejen negara Indonesia :D

Untuk buku non-fiksi ini aku kasih rate 3 bintang J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar