Jumat, 20 November 2015

[Review] The Butcher


Judul : The Butcher (In For Tht Kill)
penulis : John Lutz
penerjemah : Slamet Handi Hartadi
Penyunting : Yus Ariyanto
Cetakan : Pertama, Maret 2009
Penerbit : Kensington Publishing Corp. NY, NY USA
Penerbit Indonesia : Dastan Books
Jumlah halaman : 560 hlm
ISBN : 978 – 979 – 3972 – 61 – 9

Kalau saja dia dapat membuat semacam surat, menarik perhatian seseorang, perhatian siapapun. Dia membutuhkan pertolongan.
Lalu terdengar suara yang tidak asing lagi, gemerincing pipa di tembok.
Air. Persiapan !
Florence tahu. pria di dalam kamar mandinya pasti adalah Si Jagal
Sudah tidak ada harapan lagi. Tidak ada.
Dia berusaha sekuat tenaga untuk berteriak, tapi satu-satunya suara di apartemen itu hanya suara air yang mengalir.

New York gempar dengan kasus pembunuhan berantai. Pembunuh yang mengincar wanita berambut coklat gelap dan cantik. Tidak hanya dibunuh, namun tubuh korban juga dimutilasi dengan rapi dan kemudian menyusunnya seperti piramida yang mengerikan. Tumpukan daging manusia, yang tertata dari kaki hingga kepala dibagian atasnya, di dalam bak kamar mandi yang bersih.

Chief Harley Renz adalah seorang kepala polisi New York yang mengepalai kasus The Butcher atau Si Jagal ini. Namun dia sadar, dia butuh seseorang yang berpengalaman menghadapi pembunuhan berantai seperti ini. Seorang polisi yang cerdas dan tangguh. Frank Quinn, seorang pensiunan NYPD akhirnya dipanggil untuk bertugas kembali oleh Renz dan memimpin penyelidikan kasus ini bersama timnya.


Kasus yang awalnya hanya mengincar wanita berambut coklat gelap ini berkembang lebih menjurus, mengarah kepada seseorang. Tiga korban yang sudah berjatuhan dan setiap huruf depan dari nama keluarga korban berturut-turut membentuk tulisan Q-U-I, alphabet nama sang detektif. Si Jagal seperti memberi pesan pada Quinn. Si jagal ingin menantang Quinn yang merupakan detektif cerdas dan membuktikan dirinya sebagai pembunuh yang brilian. Quinn berlomba dengan waktu, ia harus segera menghentikan pembunuhan berikutnya dan menyingkap siapa Si Jagal ini sebenarnya. Sebelum wanita lain berambut coklat dengan huruf depan N ditemukan terpotong-potong di kamar mandinya …

Novel thriller karya John Lutz ini sempat membuat aku ingin give up pas baca di bagian tengahnya. Untuk ukuranku, novel thriller ini gregetnya kurang. Ketika ada gregetnya malah gak maksimal. Aku merasa sebagai tim detektif polisi Quinn dkk terlalu lamban digambarkan menyusut kasus ini. Dan alasan Si Jaga untuk mengarahkan pembunuhan dengan nama Quinn ini gak terlalu jelas. Padahal aku pikir dulunya Quinn dan pembunuh ini punya ikatan emosi atau mungkin pernah bersinggungan dengan suatau kejadian, jadi latar belakang ceritanya juga terasa lebih kuat. Gak ada karakter yang bener-bener aku suka di sini. Semuanya terasa kurang kuat penggambarannya jadi gak meninggalkan kesan di pikiranku. Terutama si polisi cewek Pearl, gak diungkapkan dengan jelas perasaannya sama Quinn, dan lagi-lagi, sebagai heroine karakternya juga gak membekas.

Bagian tengah novel agak membosankan, pembunuhan yang berulang dan gak ada kejutan dalam proses penyelidikan. Yang diungkapkan lebih ke masalah keluarga Quinn dan anaknya, Lauri. Baru ketika menuju akhir bagian sudah mulai tegang dan membuat aku gak sabar untuk tahu kisah apa yang sebenarnya terjadi tentang keluarga Si Jagal dan alasannya membunuh para wanita tersebut. Namun bagian akhirnya sangat anti klimaks menurutku. Dan endingnya  ….. Bukan ending menggantung memang, tapi tetep aja ada beberapa hal yang kurang penjelasan dan membuat aku gak puas.

Kalau untuk alur cerita, novel ini menggunakan alur maju mundur, lumayan membantu untuk mengetahui masa lalu Si Jagal dan cukup mudah untuk diikuti.  Tema pembunuhannya juga menarik terutama kunci semua peristiwa pembunuhan adalah orang penting dalam hidup Si Jagal, namun terasa flat dengan ending yang anti klimaks tadi. Emosi Si Jagal kurang terasa baik benci, marah atau mungkin cinta. Kalau kusimpulkan segalanya terasa nanggung di novel thriller ini.

Jadi untuk The Butcher ini aku kasih rate 3 bintang J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar