Senin, 17 Mei 2021

Overthinking

bagaimana menghadapi esok hari ?
ada banyak pertanyaan dan kegelisahan di dalam otak dan hati ini
rasanya ingin menghilang
atau masuk ke dunia lain, dunia komik, film atau video klip
dimana semuanya sudah diatur tapi kita tau endingnya
dimana segalanya bisa kita jalani sesuai dengan keinginan kita
dimana rasa sakit tidaklah terasa sakit
kesedihan bukanlah rasa hampa
dan ketakutan tidak lagi menjadi hantu yang meresahkan
betapa menyenangkannya bisa hidup di dunia orang lain
melepaskan segala kegelisahan yang membebani
menghindari segala tanggung jawab yang menjadi takdir

pada akhirnya aku harus tetap hidup
harus tetap menjalani esok hari
berhadapan dengan manusia lain
memasang topeng dan bertindak selayaknya orang normal

tidak apa-apa
itu mantera terampuh dari segala rasa takut, khawatir dan gelisah
kehidupan mungkin sulit, tapi setidaknya kesalahan dan ketidaksempurnaan yang kamu lakukan tidak akan membuat dunia hancur seketika
tidak apa-apa, semua pasti berlalu
melewati segala ketakutan dan kesedihanmu, semuanya pasti akan berlalu

jalani saja
semua orang juga sedang menjalani peran mereka masing-masing
sadar atau tidak, mereka juga sedang bertarung dengan kehidupan mereka

kuatlah ...
karena hanya kekuatan yang dapat menolongmu saat ini
kekuatan untuk berani
kekuatan untuk menghadapi
kekuatan untuk melewati semuanya
kuatlah ....

Kamis, 24 September 2020

MAHASISWI TUA

 


Pada akhirnya aku menulis lagi, walau dengan pikiran yang penuh dan buntu…

Halo, apa kabar ? kita bertemu lagi

Malu rasanya jika mengatakan bahwa mood adalah penyebab dari susahnya untuk menulis. Padahal menulis tidak dipengaruhi 100% oleh mood, tapi lebih kepada niat !

Dan lagi-lagi niat adalah hal tersulit yang bisa aku atur, selain masalah duit dan emosi.

Sebenarnya keinginan menulis selalu ada, tertama muncul kalau lagi badmood dan banyak hal yang dipikirkan, tapi selalu saja keinginan menulis itu kalah dengan nafsu untuk tidur atau main hape.

Jadi, sudah dimana kita sekarang ?

Minggu, 24 Juni 2018

Writer Slump Atau Malas ?!




Hai, hallo, annyeong, moshi-moshi …..

Gak tahu harus pake kalimat pembuka apa yang tepat buat memulai blog ini. Well, sudah berapa lama ya aku hiatus dari tulis menulis yang lumayan panjang ??

Kayaknya udah setahunan gak ngereview buku atau ngisi blog ini dengan tulisan yang lebih berfaedah. Kebanyakan juga cuma menulis short thought atau sekedar puisi-puisi picisan dikala galau melanda J

Kenapa bisa hiatus nulis ? Kalau istilah kerennya sih aku lagi terkena writer slump atau writer block (kayaknya itu sih istilahnya) yang menggambarkan kemacetan ide atau turunnya mood buat nulis. Biasanya hal kayak gini juga sering dialami sama penulis yang udah punya nama, jadi gak heran juga kalau aku, yang notabene masih amatir dalam nulis, juga mengalami ini.

Minggu, 20 Agustus 2017

[Review] Negeri Di Ujung Tanduk


Judul : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Desain dan ilustrasi sampul : eMTe
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kesembilan, Agustus 2015
Jumlah halaman : 360 hlm
ISBN : 978-979-22-9429-3

Apakah ada di dunia ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus ? Apakah masih ada seorang Gandhi ? Seorang Nelson Mandela ? Yang berteriak tentang moralitas di depan banyak orang, lantas semua orang berdiri rapat dibelakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud ? Apakah masih ada ?


Buku ini merupakan sekuel dari Negeri Para Bedebah yang tetap menampilkan karakter Thomas sebagai eksekutif muda dari perusahaan jasa konsultan. Jika di buku sebelumnya Thomas harus dihadapi dengan konflik ekonomi, maka di Negeri di Ujung Tanduk ini ia akan berhadapan dengan masalah-masalah berbau politik.

Setahun setelah peristiwa Bank Semesta, Thomas membuka unit baru di jasa konsultasinya yaitu berupa kosultan politik. Di unit barunya ini Thomas memberikan pelayanan jasa strategi untuk memenangi Pemilu bagi para kliennya. Dan sejuh ini, sudah dua kali kemenangan gemilang yang membuat jasa konsultasi Thomas semakin dikenal dalam kancah politik.

Sabtu, 15 Juli 2017

[Review] Drunken Monster


Judul : Drunken Monster
Penulis : Pidi Baiq
Ilustrasi sampul dan isi : Pidi Baiq
Penyunting ilustrasi  : Pidi Baiq
Desain sampul : Kulniya Sally
Proofreader : Windy Rachma Jingga
Layout sampul : Tim Artistik
Setting isi  : Deni Sopian
Penerbit : Pastel Book (PT Mizan Pustaka)
Cetakan : Ke 5, Februari 2016 (edisi kedua)
Jumlah hlm : 292 hlm
ISBN : 978-602-7870-67-3

Saya juga merunduk, tetapi karena dipake berpikir, kenapa sih saya ini suka melakukan hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan ? Tuhan, maafkan saya. Tapi, hidup di bumi dengan cuma melakukan hal yang biasa saja, saya suka merasa tidak melakukan apa-apa.

Berkisah tentang catatan harian seorang Pidi Baiq. Kalau berpikir bahwa catan harian ini merupakan catatan keseharian yang biasa saja, maka kamu salah. Ada banyak hal yang gak biasa yang dilakukan oleh sosok Pidi Baiq ini. Bahkan saya bertanya-tanya sendiri ketika membaca buku ini, kok bisa ya dia melakukan berbagai hal absurd kayak gitu ?