Minggu, 29 November 2015

[Review] Memories Of Midnight


Pic from Google

Judul : Memories Of Midnight
Penulis : Sidney Sheldon
Alih bahasa : Drs. Budijanto T Pramono
Foto sampul : Altafulla / Shutterstock
Desain sampul : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan pertama kali : Jakarta, Juni 1991
Cetakan : Kesebelas, Desember 2009
Jumlah halaman : 504 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 4718 – 3

“Harus tampak seperti suatu kecelakaan. Bisa kau atur begitu ?”
“Ya Tuan, saya bisa mengatur suatu kecelakaan. Tak ada yang akan pernah tahu.”
Laki-laki itu sedang mengamati dirinya dengan matanya yang dingin bagai granit hitam.
Akhirnya ia berkata, “Baiklah. Caranya terserah kau saja.”
“Ya, Tuan. Apa sasarannya berada di Kowloon sini ?”
“London. Namanya Catherine. Catherine Alexander”

Catherine Alexander mendapati dirinya berada di sebuah biara, yang berlokasi di desa kecil Yunani dengan ingatan yang hilang. Ia tidak tahu siapa namanya, asal ataupun keluarganya. Namun seiring dengan mimpi yang berkelebat di setiap tidurnya, mimpi baik maupun buruk, ia mulai mengumpulkan puzzle - puzzle ingatannya. Dan ia bertekad untuk mengetahui siapa jati dirinya sebenarnya.

Dan kemudian muncullah Demiris Constantine. Kepala biara mengatakan bahwa Demiris akan membantu Catherine selama mencari kebenaran ingatannya. Catherine senang bahwa ada orang sebaik Demiris yang bersedia membantu dirinya. Demiris Constantine adalah seorang yang kaya raya, baik hati dan penuh perhatian. Itu menurut pemikiran Catherine.


Sampai akhirnya Catherine berhasil menemukan ingatannya yang malah membuatnya terpukul, tentang suaminya, Larry dan kekasih gelapnya Noelle. Dan sekali lagi Demiris menolongnya. Untuk kembali merajut masa depannya, Demiris mengirim Catherine ke London dan bekerja di salah satu perusahaanya di sana. Namun yang tidak diketahui Catherine adalah bahwa Demiris terlibat sangat dalam dengan peristiwa tragis yang terjadi dalam hidupnya. Balas dendam Demiris pada Noelle yang merupakan kekasih gelapnya serta Larry yang sudah merebutnya. Dan balas dendam itu belum berakhir. Catherine tidak pernah tahu, bahwa perjalanannya ke London merupakan perangkap menuju kematiannya sendiri ….

Sebuah karya dari Sidney Sheldon yang lagi-lagi menampilkan karakter pria yang kaya raya, ambisius, penakluk wanita sekaligus berhati kejam. Ini karya kedua Sidney yang aku baca. Masih tetap dengan perpaduan cerita romantis dan kriminal, dunia mafia dan kejahatan dibalik kekuasaan. Meski dari sinopsis terlihat ceritanya akan berputar pada Demiris dan Catherine namun ternyata ada konfilk-konflik lain yang dimunculkan.

Rencana balas dendam Demiris kepada Catherine “agak terlupakan” di bagian tengah novel karena ada konflik lain yang muncul antara Demiris dengan mafia lain, istrinya dan kakak iparnya. Walaupun akhirnya konflik tersebut akan tetap berujung dan menjadi sebab akibat peristiwa selanjutnya yang kembali lagi berkaitan dnegan keberadaan Catherine.

Setiap novel Sidney selalu berhasil diramu seolah-olah seperti aku lagi menonton film mafia barat zaman dulu yang berputar soal kekuasaan, wanita, dan pemilintiran hukum. Selalu ada sosok pengacara yang cerdas tapi malah berpihak sama orang jahat. Alur ceritanya juga enak diikutin, terkadang cepat tapi gak terlalu buru-buru juga. Meski selalu ada kilas balik masa lalu  setiap karakter yang muncul tapi malah membuat pembaca jadi lebih bisa mengenali sosok karakter tersebut.  

Di bagian-bagian akhir cerita ketegangan mulai terasa dengan sosok pembunuh yang muncul dan dekat dengan Catherine. Ditambah penyelesaian konflik yang sebenarnya udah bisa kuduga tapi ternyata ada karakter yang tiba-tiba muncul dan membuat aku berpikir, “wah, jangan-jangan endingnya bakal gak enak nih, masa penjahatnya bisa bebas ?” Tapi ternyata endingnya agak nggak terduga :D
Untuk kisah keseluruhannya sendiri menarik, meski ada bagian adegan yang agak membosankan dan sepertinya gak perlu ditampilkan menurutku. Seperti adegan judi Rizolli untuk menjebak kurator museum, mungkin gak harus dijelaskan secara detail prosesmain judinya biar gak kelamaan :D

Tapi tetap, menurutku Sidney Sheldon memang jago untuk kisah mafia seperti ini dan untuk novel Memories Of Midnight ini aku kasih rating 3 bintang J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar