Sabtu, 15 Juli 2017

[Review] Drunken Monster


Judul : Drunken Monster
Penulis : Pidi Baiq
Ilustrasi sampul dan isi : Pidi Baiq
Penyunting ilustrasi  : Pidi Baiq
Desain sampul : Kulniya Sally
Proofreader : Windy Rachma Jingga
Layout sampul : Tim Artistik
Setting isi  : Deni Sopian
Penerbit : Pastel Book (PT Mizan Pustaka)
Cetakan : Ke 5, Februari 2016 (edisi kedua)
Jumlah hlm : 292 hlm
ISBN : 978-602-7870-67-3

Saya juga merunduk, tetapi karena dipake berpikir, kenapa sih saya ini suka melakukan hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan ? Tuhan, maafkan saya. Tapi, hidup di bumi dengan cuma melakukan hal yang biasa saja, saya suka merasa tidak melakukan apa-apa.

Berkisah tentang catatan harian seorang Pidi Baiq. Kalau berpikir bahwa catan harian ini merupakan catatan keseharian yang biasa saja, maka kamu salah. Ada banyak hal yang gak biasa yang dilakukan oleh sosok Pidi Baiq ini. Bahkan saya bertanya-tanya sendiri ketika membaca buku ini, kok bisa ya dia melakukan berbagai hal absurd kayak gitu ?


Salah satu contohnya dengan sengaja mengigau disamping seorang penumpang wanita di dalam sebuah kereta api. Apa ya faedahnya pura-pura mengigau seperti itu ? Hahaha, sampai sekarang saya gagal paham.

Mulai dari kejadian awkward sampai garing rasanya ada di buku ini. Ada juga tips yang bagus dicoba ketika pasangan marah karena kita pulang terlambat. Ceritakan saja tentang pertemuan dengan monster yang pastinya sangat tidak masuk akal, tapi bisa berhasil membuat pasangan menjadi luruh amarahnya. Tapi jelas harus bisa meramu ceritanya dengan bagus serta imajinasi tingkat tinggi ya, supaya pasangan bisa ikut berimajinasi dan lupa dengan marahnya, hihihi.

Pidi baiq juga sering iseng dalam level yang bukan hanya membuat para pembacanya geleng-geleng kepala, tetapi juga tidak habis fikir dengan kelakuannya yang aneh, tidak terduga, dan sering membuat orang bingung. Dan untungnya yang sering kena apes ketemu dengan sosok Pidi Baiq ini adalah warga Bandung, terutama orang-orang yang tidak beruntung sekomplek rumah dengannya, hahaha …

Seperti contoh percakapan antara Pidi Baiq (aku singkat aja dengan PB) dengan penjaja kios rokok (PJK)  berikut :
PB : Eh, Teh. Punten mau pinjem gunting kuku. Boleh, Teh ?
PJK : Hah ? Gak Punya !
PB : Gunting kuku yang dulu hilang Teh ?
PJK : Gak ada !
PB : Kalau cutter punya, Teh ?
PJK : Enggak !
PB : Oh, rokok aja deh. Kalau rokok ada, Teh ?
Tuh kan, cuma buat beli rokok aja intronya harus buat emosi tukang kiosnya plus sksd banget pula !

Tapi selain kegaringan dan keanehan yang dilakukan sang penulis, ia juga menyelipkan beberapa opini moral. Yang meski hanya satu atau dua kalimat, tapi lumayan menyindir bagi mereka yang merasa tersindir (apa sihh ?! )

Intinya, selain melakukan hal-hal jahil, Pidi Baiq juga sering melakukan kebaikan. Toh sudah terbukti dengan terbitnya buku ini, yang bisa membuat para pembacanya terhibur, membuat orang lain bahagia juga terhitung sebagai amal kebaikan bukan ?

Selain dari keunikan kisahnya, buku dengan judul Drunken Monster, yang setelah kupikir-pikir mungkin judulnya disesuaikan dengan si penulis yang emang lagi mabok pas nulisnya (peace ya om Pidi :D), punya karakteristik sendiri dalam gaya berceritanya.

Jangan berharap untuk menemukan runtutan kalimat novel yang terbilang “normal” karena gaya bahasa Pidi Baiq sangat tidak biasa. Buatku ini pertama kalinya membaca fiksi dengan gaya tulisan yang tidak runtut, berbolik balik, mutar muter tapi tetep menarik. Seperti contohnya kalimat ini :
“Habis sarapan, saya tidur. Saya tidur karena ngantuk, seandainya ada alasan lain selain ngantuk, saya tetap tidak akan mengatakannya. Pokoknya, saya betul-betul ngantuk.”

Aku memang tahu Pidi Baiq punya gaya bercerita yang tidak terlalu menggunakan penjelasan panjang atau menggunakan kalimat bersayap, seperti ketika membaca karyanya “Dilan”. Tapi di buku Drunken Monters ini gaya berceritanya lebih bebas. Bahkan di kata pengantarnya terdapat istilah “parodi bahasa” dimana pembaca akan tertawa bukan hanya karena kisahnya, tapi juga cara penceritaannya yang aneh.

Membaca buku ini juga memberikan aku pencerahan bahwa kalau kamu mau berbagi cerita dengan cara menulis, maka lakukan sesuai dengan keinginanmu. Tidak perlu harus mahir merangkai kata-kata dulu, langsung saja ceritakan sesuai dengan gayamu, siapa tahu kelak kamu memiliki gaya bercerita baru yang meskipun terbilang tidak biasa tapi mampu menarik perhatian banyak orang.

Karena jika terlalu biasa, orang hanya akan melihat tanpa memperhatikan. Jadi buatlah yang tidak biasa agar orang penasaran, hehehe.

Kalau kamu mencari buku yang ringan dibaca tanpa harus berpikir dengan konflik dan deskripsi, maka Drunken Monster bisa menjadi pilihan yang tepat. Meski terbilang garing tapi kamu akan penasaran dengan kegaringan apa lagi yang dibuat oleh Pidi Baiq dan membaca buku ini hingga selesai. Jadi, selamat tenggelam di dunia Pidi Baiq yang penuh absurditas dan abnormalitas (maaph, ngutip istilah dari kata pengantar Drunken Monster ^^v)


Untuk buku yang sudah mengisi waktu luang serta memberikan pencerahan ini aku kasih nilai 3 bintang J

Pict by Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar