Senin, 20 Juni 2016

[Review] Always, Laila



Judul : Always, Laila
Penulis : Andi Eriawan
Penyunting : Denny Indra
Desain sampul : Dwi Annisa Anindhika
Penata letak : Wahyu Suwarni
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Kedua, 2013
Jumlah halaman : 240 hlm
ISBN : 979 – 780 – 630 – 8

Begitu sederhananya kebahagiaan itu
Terlahir saat aku sekedar melihatmu
Untuk kali yang pertama, kedua dan seterusnya
Tak ada habisnya ….
 -Pram-


Ini sebuah kisah tentang Laila dan Pram. Kisah cinta mereka yang tumbuh ketika beranjak SMA, mekar, berkembang hingga 9 tahun lebih kebersamaan mereka. Namun entah mengapa semua kandas, justru ketika mereka akan menjadi sepasang insan yang berbahagia ….

Laila adalah seorang gadis cantik yang mempesona, dan Pram ada remaja pria yang awalnya hanya mampu memandang Laila dari kejauhan. Namun ternyata Pram adalah cowok yang cukup memiliki rasa pede untuk mendekati Laila. Namun bukan seperti cowok-cowok lain yang langsung menembak Laila. Pram menawarkan keakraban, kebersamaan dan kenyamanan sebagai seorang sahabat.


Bersama Pram, Laila selalu tertawa, bahkan Pram lebih sering banyak mengalah dari gadis keras kepala itu. Hingga pada suatu hari Pram menyatakan cintanya. Melalui sebuah puisi. Awalnya Laila menolak, meski Pram sudah menyebutkan 10 alasan bodohnya mengapa ia pantas menjadi pacar Laila. Namun sebuah insiden membuat Laila akhirnya sadar, bahwa ia tidak mau kehilangan hari-harinya bersama Pram.

“Aku juga seorang pendengar setia, La. Aku selalu dengerin cerita kamu, kekesalan kamu, cacian kamu, celoteh kamu. Bahkan aku seneng ngedengernya. Aku bukan cuma suka kamu sebagai sahabat, tapi aku juga suka kamu sebagi perempuan” -Pram

Hubungan mereka diisi dengan percintaan khas remaja. Pram yang sering kali kepedean, jahil, sesukanya sendiri dan tidak romantis. Namun ia tahu bagaimana memperlakukan Laila dan membuat gadis itu bahagia dengan kejutan-kejutan kecil darinya. Sedangkan Laila yang keras kepala, terkadang sadis dengan serangan cubitan ketika Pram menjahilinya serta begitu perhatian pada Pram. Bisa membuat Pram bahagia hanya karena melihat keberadaan gadis itu dalam pandangannya.

Apa yang diutarakan langit siang yang biru
Dan gumpalan awan yang bergerak
Saat angin bergemuruh ?
Aku sayang kamu …
-Pram-

Namun bukan berarti hubungan mereka tanpa batu sandungan. Bubun, sahabat yang pernah menyatakan cinta pada Laila kembali hadir ketika ia memasuki masa kuliah. Dulu, Laila pun sempat menaruh hati pada Bubun, namun karena tidak ingin persahabatan mereka berubah, Laila menolak pernyataan cinta itu. Dan itu membuat Bubun terluka dan pergi begitu saja. Padahal, seandainya Bubun sedikit keras kepala seperti Pram, bisa jadi ialah yang menjadi kekasih Laila saat ini.

Laila pun masih terusik dengan perasaannya pada Bubun. Namun ia tetap menjaga kesetiaannya, meski Bubun menawarkan cincin berlian sebelum pria itu memutuskan untuk bekerja pada sebuah maskapai penerbangan di Malaysia. Hingga suatu hari Laila pun diutus pergi ke Malaysia juga sebagai perwakilan fakultasnya. Meninggalkan Pram selama kurang lebih 6 minggu. Dan tiga kata yang diucapkan Pram sebelum Laila naik pesawat adalah “Jangan pergi, La.”

Apa yang menarik dari Always, Laila ? Kalau dari inti cerita sebenarnya sama dengan novel romance lainnya. Perjalanan kisah cinta sepasang muda-mudi dari zaman sekolah hingga dewasa yang penuh dengan lika-likunya. Namun yang membuatnya berbeda adalah bagaimana Andi Eriawan menggambarkan kisah cinta mereka dengan gaya yang romantis tapi sekaligus lugas. Aku suka gimana gaya penulis pria ini menuturkan kisah cinta dari sudut pandang dan bahasanya.

Meski terkesan romantis dan mellow, tapi alur ceritanya tidak lambat, bahkan terbilang cepat. Kesan romantis ada di adegan-adegan antara Pram dan Laila serta beberapa puis yang diselipkan. Aku suka bagaimana hubungan Laila dan Pram yang berkembang. Romantisnya pasangan ini digambarkan dengan rasa lain oleh penulis, meski berlimpah kata-kata rayuan tapi kok sangat pas dan tidak berlebihan, tidak lebay, dan tidak menye-menye :D

Banyak dialog yang bikin senyum-senyum sendiri, terkesan lucu dan norak tapi terasa wajar untuk Laila dan Pram. Mereka tidak pernah digambarkan bersentuhan secara fisik, tapi dari dialog dan adegan-adegannya sudah otomatis mengeluarkan aura romantis.

Oh iya, alur cerita novel ini campuran. Pembaca akan diperlihatkan secara bergantian tentang masa lalu percintaan Pram dan Laila, serta bagaiman Laila mengenang semua kisah mereka berdua di masa kini. Ada banyak adegan yang  bakalan bikin baper pembaca kalau melihat jalinan hubungan Pram dan Laila. Buat aku sebagai cewek, karakter cowok seperti Pram ini yang bakal jadi incaran. Terlihat cuek, tapi dia pede dan pintar membuat kejutan. Tidak romantis tapi dia tahu gimana cara membuat ceweknya tertawa :D

Semua karakter aku suka di novel ini. Orang tua Pram dan Laila juga karakter yang asyik meski kemunculannya tidak terlalu banyak. Terus yang aku suka juga ketika penulis memasukkan unsur sejarah serta beberapa “kebetulan” yang aneh pada novel ini. Meski sedikit tapi hal itu yang membuat keterikatan takdir antara Laila dan Pram terasa begitu kuat.

Nove ini aku rekomendasikan bagi mereka yang ingin membaca tentang kenangan kisah cinta yang unik dan romantis. Meski endingnya menyebalkan buatku, tapi tidak mengurangi kuatnya kisah Laila dan Pram untuk menarik aku dan ikut merasakan romantisme mereka. Ohh, satu lagi, adegan yang paling aku suka adalah adegan dimana Pram mengunjungi Laila ke Malaysia, romanatis tapi tetep konyol :D

Always, Laila pantas buat aku apresiasi dengan rating 3 bintang (sebenarnya mau 4 bintang, tapi endingnya gak asyik ah, hehehe … ) J

Gemuruh di hatiku mereda sendirinya,
Langit menjadi lebih cerah,
Dan udara tak lagi menyesakkan dada.
Mungkin karena kutemukan
Definisi lain dari cinta.
Makna tak lagi berasal dari pertemuan
Dan rasa rindu membuatku bahagia.
-Pram-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar