Judul : Drunken Monster
Penulis : Pidi Baiq
Ilustrasi sampul dan isi : Pidi
Baiq
Penyunting ilustrasi : Pidi Baiq
Desain sampul : Kulniya Sally
Proofreader : Windy Rachma Jingga
Layout sampul : Tim Artistik
Setting isi : Deni Sopian
Penerbit : Pastel Book (PT Mizan
Pustaka)
Cetakan : Ke 5, Februari 2016
(edisi kedua)
Jumlah hlm : 292 hlm
ISBN : 978-602-7870-67-3
Saya juga merunduk,
tetapi karena dipake berpikir, kenapa sih saya ini suka melakukan hal yang
sebenarnya tidak perlu dilakukan ? Tuhan, maafkan saya. Tapi, hidup di bumi
dengan cuma melakukan hal yang biasa saja, saya suka merasa tidak melakukan
apa-apa.
Berkisah tentang catatan harian seorang Pidi Baiq. Kalau
berpikir bahwa catan harian ini merupakan catatan keseharian yang biasa saja,
maka kamu salah. Ada banyak hal yang gak biasa yang dilakukan oleh sosok Pidi
Baiq ini. Bahkan saya bertanya-tanya sendiri ketika membaca buku ini, kok bisa
ya dia melakukan berbagai hal absurd kayak gitu ?
Salah satu contohnya dengan sengaja mengigau disamping
seorang penumpang wanita di dalam sebuah kereta api. Apa ya faedahnya pura-pura
mengigau seperti itu ? Hahaha, sampai sekarang saya gagal paham.
Mulai dari kejadian awkward sampai garing rasanya ada di
buku ini. Ada juga tips yang bagus dicoba ketika pasangan marah karena kita pulang
terlambat. Ceritakan saja tentang pertemuan dengan monster yang pastinya sangat
tidak masuk akal, tapi bisa berhasil membuat pasangan menjadi luruh amarahnya.
Tapi jelas harus bisa meramu ceritanya dengan bagus serta imajinasi tingkat tinggi
ya, supaya pasangan bisa ikut berimajinasi dan lupa dengan marahnya, hihihi.
Pidi baiq juga sering iseng dalam level yang bukan hanya membuat
para pembacanya geleng-geleng kepala, tetapi juga tidak habis fikir dengan kelakuannya
yang aneh, tidak terduga, dan sering membuat orang bingung. Dan untungnya yang
sering kena apes ketemu dengan sosok Pidi Baiq ini adalah warga Bandung,
terutama orang-orang yang tidak beruntung sekomplek rumah dengannya, hahaha …
Seperti contoh percakapan antara Pidi Baiq (aku singkat aja
dengan PB) dengan penjaja kios rokok (PJK)
berikut :
PB : Eh, Teh. Punten mau pinjem gunting kuku. Boleh, Teh ?
PJK : Hah ? Gak Punya !
PB : Gunting kuku yang dulu hilang Teh ?
PJK : Gak ada !
PB : Kalau cutter punya, Teh ?
PJK : Enggak !
PB : Oh, rokok aja deh. Kalau rokok ada, Teh ?
Tuh kan, cuma
buat beli rokok aja intronya harus buat emosi tukang kiosnya plus sksd banget
pula !
Tapi selain kegaringan dan keanehan yang dilakukan sang
penulis, ia juga menyelipkan beberapa opini moral. Yang meski hanya satu atau
dua kalimat, tapi lumayan menyindir bagi mereka yang merasa tersindir (apa sihh
?! )
Intinya, selain melakukan hal-hal jahil, Pidi Baiq juga
sering melakukan kebaikan. Toh sudah terbukti dengan terbitnya buku ini,
yang bisa membuat para pembacanya terhibur, membuat orang lain bahagia juga
terhitung sebagai amal kebaikan bukan ?
Selain dari keunikan kisahnya, buku dengan judul Drunken
Monster, yang setelah kupikir-pikir mungkin judulnya disesuaikan dengan si
penulis yang emang lagi mabok pas nulisnya (peace ya om Pidi :D), punya
karakteristik sendiri dalam gaya berceritanya.
Jangan berharap untuk menemukan runtutan kalimat novel yang
terbilang “normal” karena gaya bahasa Pidi Baiq sangat tidak biasa. Buatku ini
pertama kalinya membaca fiksi dengan gaya tulisan yang tidak runtut, berbolik
balik, mutar muter tapi tetep menarik. Seperti contohnya kalimat ini :
“Habis sarapan, saya tidur. Saya tidur karena ngantuk, seandainya
ada alasan lain selain ngantuk, saya tetap tidak akan mengatakannya. Pokoknya,
saya betul-betul ngantuk.”
Aku memang tahu Pidi Baiq punya gaya bercerita yang tidak
terlalu menggunakan penjelasan panjang atau menggunakan kalimat bersayap,
seperti ketika membaca karyanya “Dilan”. Tapi di buku Drunken Monters ini gaya
berceritanya lebih bebas. Bahkan di kata pengantarnya terdapat istilah “parodi
bahasa” dimana pembaca akan tertawa bukan hanya karena kisahnya, tapi juga cara
penceritaannya yang aneh.
Membaca buku ini juga memberikan aku pencerahan bahwa kalau
kamu mau berbagi cerita dengan cara menulis, maka lakukan sesuai dengan
keinginanmu. Tidak perlu harus mahir merangkai kata-kata dulu, langsung saja
ceritakan sesuai dengan gayamu, siapa tahu kelak kamu memiliki gaya bercerita
baru yang meskipun terbilang tidak biasa tapi mampu menarik perhatian banyak
orang.
Karena jika terlalu biasa, orang hanya akan melihat tanpa memperhatikan.
Jadi buatlah yang tidak biasa agar orang penasaran, hehehe.
Kalau kamu mencari buku yang ringan dibaca tanpa harus
berpikir dengan konflik dan deskripsi, maka Drunken Monster bisa menjadi
pilihan yang tepat. Meski terbilang garing tapi kamu akan penasaran dengan
kegaringan apa lagi yang dibuat oleh Pidi Baiq dan membaca buku ini hingga
selesai. Jadi, selamat tenggelam di dunia Pidi Baiq yang penuh absurditas dan
abnormalitas (maaph, ngutip istilah dari kata pengantar Drunken Monster ^^v)
Untuk buku yang sudah mengisi waktu luang serta memberikan
pencerahan ini aku kasih nilai 3 bintang J
Pict by Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar