Judul : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Desain dan ilustrasi sampul : eMTe
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan : Kesembilan, Agustus 2015
Jumlah halaman : 360 hlm
ISBN : 978-979-22-9429-3
Apakah ada di dunia
ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus ? Apakah masih ada
seorang Gandhi ? Seorang Nelson Mandela ? Yang berteriak tentang moralitas di
depan banyak orang, lantas semua orang berdiri rapat dibelakangnya, rela mati
mendukung semua prinsip itu terwujud ? Apakah masih ada ?
Buku ini merupakan sekuel dari Negeri Para Bedebah yang
tetap menampilkan karakter Thomas sebagai eksekutif muda dari perusahaan jasa
konsultan. Jika di buku sebelumnya Thomas harus dihadapi dengan konflik
ekonomi, maka di Negeri di Ujung Tanduk ini ia akan berhadapan dengan
masalah-masalah berbau politik.
Setahun setelah peristiwa Bank Semesta, Thomas membuka unit
baru di jasa konsultasinya yaitu berupa kosultan politik. Di unit barunya ini
Thomas memberikan pelayanan jasa strategi untuk memenangi Pemilu bagi para
kliennya. Dan sejuh ini, sudah dua kali kemenangan gemilang yang membuat jasa
konsultasi Thomas semakin dikenal dalam kancah politik.
Namun di suatu pagi di perairan Hongkong, Thomas tertangkap
membawa seratus kilogram heroin serta senjata selundupan yang membuatnya
ditahan oleh Kepolisian Hongkong. Thomas pun berpikir cepat bahwa ada yang
tidak beres dengan peristiwa penangkapan di atas kapal pesiar barunya
tersebut.
Terlebih sebelumnya ia mendapatkan telepon dari klien
politiknya yang menyuruh untuk segera kembali ke Jakarta. Padahal tiga hari
lagi konvensi partai dari kliennya tersebut akan dilakukan. Konvensi yang
menentukan terpilih atau tidaknya klien politik Thoams sebagai kandidat calon
presiden. Thomas pun yakin bahwa jebakan atas dirinya dilakukan sehubungan dengan
konvensi tersebut.
Dan kini, Thomas harus berjuang untuk bisa membebaskan diri
dari tahanan Kepolisan Hongkong, kembali ke Jakarta, dan memastikan bahwa kliennya
akan maju menjadi kandidat calon presiden bagi negara ini. Meskipun tanpa dia
sadari hal tersebut akan kembali membuatnya ber-déjà vu pada kasus setahun
silam, dan bertemu kembali dengan musuh abadinya yang selama ini ia kejar.
Karakter Thomas masih merupakan sosok pria muda yang
ambisius, cerdas namun tidak ragu untuk menggunakan akal licik demi mencapai
tujuannya. Meskipun jika diteliti akal licik yang ia gunakan merupakan bentuk
balasan bagi musuh-musuhnya. Bagi Thomas, untuk menghadapi sebuah kelicikan
maka harus dilawan dengan kelicikan pula. Hal itu yang kemudian membuat jasa
konsultasinya begitu sukses, di samping fakta bahwa Thomas juga merupakan
pembicara yang handal.
Di buku ini juga akan kembali muncul heroine yang masih dengan
profesi seorang wartawan, Maryam namanya. Merupakan sosok wanita yang lugas dan
cukup banyak memberikan kontribusi pada keberhasilan misi Thomas di dalam buku
ini. Meski lagi-lagi Tere Liye, sang penulis, tidak memasukkan unsur romantisme
didalamnya, namun hubungan antar kedua karakter ini cukup kuat menurutku.
Karena merupakan sekuel sehingga kasus dari buku pertama juga
akan sedikit banyak diungkit. Selain itu di buku ini juga gong terakhirnya akan
dibunyikan. Artinya musuh besar yang selama ini Thomas kejar akan muncul dan
melakukan pertarungan terakhirnya dengan Thomas.
Seru, menegangkan dan nggak kalah keren dengan bukunya yang
pertama ! Negeri di Ujung Tanduk juga sedikit banyak memberikan pengetahuan
tentang politik dan demokrasi. Meski terbilang karya fiksi, namun rasanya cukup
masuk akal apa yang disampaikan Tere Liye melalui karakter-karakter di buku
ini. Adegan action dan ketegangannya juga sangat terasa. Bagaimana detik-detik
Thomas hampir kehilangan harapan ketika menemui jalan buntu, hingga muncul
sebuh pertolongan yang tidak pernah ia duga.
Aku rasanya ingin melihat kedua buku ini dijadikan sebuh
film aksi, tapi kalau bisa filmnya juga dibuat 2 seri biar semua ceritanya bias
masuk dan nggak ada adegan yang dilompat, hehehe. Karena sepanjang membacanya saja
sudah seperti menonton film action di dalam pikiranku. Dan jelas,
sindiran-sindiran politik ekonominya juga tidak boleh dilupakan, biar lebih gerget
filmnya.
Untuk endingnya juga cukup memuaskan. Setidaknya memastikan
bahwa ini adalah buku terakhir dari serial ini dan nggak ada lagi pertanyaan
yang menggantung buat para pembacanya. Tapi sebenarnya dari aku pribadi ingin
sekali agar Tere Liye membuat side story tentang latar belakang dan kehidupan
Kris, seorang analis IT yang direkrut oleh Thomas. Karena karakter ini punya
penggambaran yang unik dan pastinya bias jadi cerita tersendiri lengkap dengan
sepak terjangnya sebelum menjadi analis bagi perusahaan Thomas.
Rasanya serial Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung
Tanduk ini merupakan novel dengan genre action crime lokal yang paling the best
sejauh ini menurutku. Karakter yang kuat, alur cerita mantap serta adegan dan
plot twist yang berkali-kali bikin aku berpikir, kok bisa ide-ide seperti itu
muncul di kepala Tere Liye ya ? J
Dan untuk buku sekuel ini, dengan senang hati aku kasih
rating 4 bintang ;)
Di Negeri di Ujung Tanduk
Para penipu menjadi pemimpin, para
penghianat menjadi pujaan,
Bukan karena tidak ada lagi yang
menjadi teladan,
Tapi mereka memutuskan menutup
mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar