Judul : Balada Si Roy, Traveler (epilog)
Penulis : Gola Gong
Sampul : Martin Dima
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan : Jakarta, November 2012
Jumlah halaman : 288 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9032 – 5
Ya, aku traveler. Tak pernah tahu apa yang akan
terjadi sedetik berikutnya. Apalagi di bumi orang, yang segalanya serba asing
dan baru. Untuk menduga-duga pun sangat sulit. Terlebih-lebih hati orang.
Si bandel
Roy kembali berpetualang !!
Kali ini ia
ingin menjelajah belahan bumi lainnya. Ya, ia bersemangat menjadi traveler melintasi
batas negara. Menemui dunia asing yang benar-benar berbeda. Beda kebudayaan,
bahasa, cara hidup dan pandangannya. Meski untuk petualangan kali ini Roy harus
meminta pengertian yang sangat dari mama, orang tua yang sangat ia kasihi, dan
Suci, gadis manis yang telah merampok hatinya.
Mama memang
lebih senang jika Roy anteng di sisinya, namun wanita itu paham bahwa ada darah
petualang dari suaminya yang mengental di tubuh putra kesayangannya itu.
Walaupun ia harus rela melepas Roy untuk mewujudkan mimpi masa mudanya dan
memendam kekhawatiran. Ketakutan jika Roy akan meninggalkannya seperti almarhum
suaminya yang meninggal saat mendaki gunung.
Namun Roy
memang petualang sejati. Ia tidak puas hanya menjelajahi bumi pertiwinya saja.
Ia pun berkelana sebagai traveler dan mencicipi kehidupan bangsa lain, meski
masih dalam batasan Asia Tenggara. Selama perjalanannya pun Roy mendapati
banyak kisah dan kehidupan yang terkadang begitu berbeda dengan masyarakat di
Indonesia, namun tidak sedikit pula yang membuatnya miris dan merasa bahwa
negerinya masih lebih baik. Roy pun banyak berkenalan dengan sesama traveler
lainnya dan semakin mengerti hukum-hukum para traveler. Tidak hanya itu, cinta
juga sesaat singgah di perjalanannya. Cinta yang membuatnya berkhianat dari
kekasihnya di Indonesia tapi sekaligus ia nikmati. Cinta pula yang hampir
membuatnya bertualang melintasi negara yang lebih jauh lagi. Hingga sebuah
kabar harus menghentikan perjalanannya dan membuatnya kembali ke pelukan bumi
pertiwi …
Balada Si
Roy selalu menjadi kisah favoritku. Serial ini pertama kali kubaca waktu SD
dengan judul Blue Ransel dan langsung meninggalkan bekas di hati dan pikiranku
(tsaahhh :p). Tapi beneran kok, dari membaca Blue Ransel itu aku langsung ingin
sekali menjadi seorang traveler yang bebas berjalan kemana saja dan menyusuri
daerah lain diluar tempat tinggalku selama ini. Walaupun sampai sekarang
cita-cita itu belum kesampaian, hehehe.
Serial
Balada Si Roy ini dicetak ulang di tahun 2012, aku sendiri gak tau kapan
persisnya serial ini pertama kali hadir. Kalau dari settingnya sih sepertinya
sekitar tahun 90-an. Gaya bahasa dan penceritaannya itu khas banget gaya Gola
Gong. Simpel, gampang dipahami dan mengalir. Well, beliau memang penulis yang
ternama dengan berbagai judul buku yang sudah diterbitkan. Tapi kebanyakan
bukunya memiliki karakter yang hampir mirip seperti Roy ini. Suka bertualang,
keras kepala dan sedikit berandalan. Kalau suka bertualangnya mungkin berkaca
dari kisah hidupnya mas Gola Gong sendiri kali ya yang memang hobi traveling.
Cerita
novel ini juga asyik diikuti. Aku suka ketika mas Gola Gong sudah menggambarkan
karakteristik dari sebuah daerah atau negara menurut persepsinya. Jadi semakin
menambah pengetahuanku terhadap negara atau daerah tersebut (dan membuat
keinginan untuk jadi traveler semakin kuat >.<). Terus aku juga suka dengan
selipan kritik atau protes tentang permasalah di Indonesia masa itu. Terlihat
dari bagaimana Roy membandingkan dengan negara yang ia kunjungi. Tidak hanya
kekurangan Indonesia saja yang dibidik tapi juga kelebihan negara yang dijuluki gemah
ripah loh jinawi ini.
Ilmu tentang
traveling juga sedikit banyak dituangkan di novel ini. Terutama bagaimana
seorang traveler harus bersikap, baik kepada sesama traveler mapun kepada
penduduk setempat. Di negeri orang tentu tidak sama dengan negeri sendiri. Roy
kadang bisa mendapatkan pertolongan dari orang yang tak terduga walaupun ia
juga pernah tertimpa sial. Aku suka dengan kalimat,
“Orang baik
dan jahat itu ada dimana-mana”
Dari judul
novel ini sendiri terlihat bahwa buku ini menjadi penutup dari serial Balada Si
Roy. Agak sedih juga sih karena gak bisa membaca lagi petualangan Roy dengan
blue ranselnya. Terutama di bagian paragraf terakhir dari bab terakhir novel
ini. Mas Gola Gong seakan mengajak pembacanya untuk percaya bahwa Roy memang
benar-benar ada dan mungkin kita akan bisa menemuinya di salah satu petualangn
kita :D
Terlepas
dari rasa sedihku karena serial ini berakhir, tapi saya tetep suka dengan novel
ini. Baik karakter, isi cerita dan cara penulisannya benar-benar menginspirasi
aku. Untuk novel penutup serial Balada Si Roy ini aku kasih rate 5 bintang J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar