Senin, 18 Januari 2016

[Review] Balada Si Roy - Traveler (Epilog)

gramediapustakautama.com

Judul : Balada Si Roy, Traveler (epilog)
Penulis : Gola Gong
Sampul : Martin Dima
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan : Jakarta, November 2012
Jumlah halaman : 288 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 9032 – 5


Ya, aku traveler. Tak pernah tahu apa yang akan terjadi sedetik berikutnya. Apalagi di bumi orang, yang segalanya serba asing dan baru. Untuk menduga-duga pun sangat sulit. Terlebih-lebih hati orang.


Si bandel Roy kembali berpetualang !!

Kali ini ia ingin menjelajah belahan bumi lainnya. Ya, ia bersemangat menjadi traveler melintasi batas negara. Menemui dunia asing yang benar-benar berbeda. Beda kebudayaan, bahasa, cara hidup dan pandangannya. Meski untuk petualangan kali ini Roy harus meminta pengertian yang sangat dari mama, orang tua yang sangat ia kasihi, dan Suci, gadis manis yang telah merampok hatinya.

Mama memang lebih senang jika Roy anteng di sisinya, namun wanita itu paham bahwa ada darah petualang dari suaminya yang mengental di tubuh putra kesayangannya itu. Walaupun ia harus rela melepas Roy untuk mewujudkan mimpi masa mudanya dan memendam kekhawatiran. Ketakutan jika Roy akan meninggalkannya seperti almarhum suaminya yang meninggal saat mendaki gunung.


Namun Roy memang petualang sejati. Ia tidak puas hanya menjelajahi bumi pertiwinya saja. Ia pun berkelana sebagai traveler dan mencicipi kehidupan bangsa lain, meski masih dalam batasan Asia Tenggara. Selama perjalanannya pun Roy mendapati banyak kisah dan kehidupan yang terkadang begitu berbeda dengan masyarakat di Indonesia, namun tidak sedikit pula yang membuatnya miris dan merasa bahwa negerinya masih lebih baik. Roy pun banyak berkenalan dengan sesama traveler lainnya dan semakin mengerti hukum-hukum para traveler. Tidak hanya itu, cinta juga sesaat singgah di perjalanannya. Cinta yang membuatnya berkhianat dari kekasihnya di Indonesia tapi sekaligus ia nikmati. Cinta pula yang hampir membuatnya bertualang melintasi negara yang lebih jauh lagi. Hingga sebuah kabar harus menghentikan perjalanannya dan membuatnya kembali ke pelukan bumi pertiwi …

Balada Si Roy selalu menjadi kisah favoritku. Serial ini pertama kali kubaca waktu SD dengan judul Blue Ransel dan langsung meninggalkan bekas di hati dan pikiranku (tsaahhh :p). Tapi beneran kok, dari membaca Blue Ransel itu aku langsung ingin sekali menjadi seorang traveler yang bebas berjalan kemana saja dan menyusuri daerah lain diluar tempat tinggalku selama ini. Walaupun sampai sekarang cita-cita itu belum kesampaian, hehehe.

Serial Balada Si Roy ini dicetak ulang di tahun 2012, aku sendiri gak tau kapan persisnya serial ini pertama kali hadir. Kalau dari settingnya sih sepertinya sekitar tahun 90-an. Gaya bahasa dan penceritaannya itu khas banget gaya Gola Gong. Simpel, gampang dipahami dan mengalir. Well, beliau memang penulis yang ternama dengan berbagai judul buku yang sudah diterbitkan. Tapi kebanyakan bukunya memiliki karakter yang hampir mirip seperti Roy ini. Suka bertualang, keras kepala dan sedikit berandalan. Kalau suka bertualangnya mungkin berkaca dari kisah hidupnya mas Gola Gong sendiri kali ya yang memang hobi traveling.

Cerita novel ini juga asyik diikuti. Aku suka ketika mas Gola Gong sudah menggambarkan karakteristik dari sebuah daerah atau negara menurut persepsinya. Jadi semakin menambah pengetahuanku terhadap negara atau daerah tersebut (dan membuat keinginan untuk jadi traveler semakin kuat >.<). Terus aku juga suka dengan selipan kritik atau protes tentang permasalah di Indonesia masa itu. Terlihat dari bagaimana Roy membandingkan dengan negara yang ia kunjungi. Tidak hanya kekurangan Indonesia saja yang dibidik tapi juga kelebihan negara yang dijuluki gemah ripah loh jinawi ini.

Ilmu tentang traveling juga sedikit banyak dituangkan di novel ini. Terutama bagaimana seorang traveler harus bersikap, baik kepada sesama traveler mapun kepada penduduk setempat. Di negeri orang tentu tidak sama dengan negeri sendiri. Roy kadang bisa mendapatkan pertolongan dari orang yang tak terduga walaupun ia juga pernah tertimpa sial. Aku suka dengan kalimat,

“Orang baik dan jahat itu ada dimana-mana”

Dari judul novel ini sendiri terlihat bahwa buku ini menjadi penutup dari serial Balada Si Roy. Agak sedih juga sih karena gak bisa membaca lagi petualangan Roy dengan blue ranselnya. Terutama di bagian paragraf terakhir dari bab terakhir novel ini. Mas Gola Gong seakan mengajak pembacanya untuk percaya bahwa Roy memang benar-benar ada dan mungkin kita akan bisa menemuinya di salah satu petualangn kita :D

Terlepas dari rasa sedihku karena serial ini berakhir, tapi saya tetep suka dengan novel ini. Baik karakter, isi cerita dan cara penulisannya benar-benar menginspirasi aku. Untuk novel penutup serial Balada Si Roy ini aku kasih rate 5 bintang J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar