Judul : After The Honeymoon
Penulis : Ollie
Penyunting : Nurul Hikmah
Proofreader : Widyawati Oktavia
Penata letak : Ria Dwi Kusmiarti
Desain sampul : Jeffri Fernando
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2009
Jumlah halaman : 242 hlm
ISBN : 979 – 780 – 308 – 2
Saat menikah, mereka tidak tahu banyak soal
ini. Ia pikir kerumitan berumah tangga paling hanya sekedar masalah baju-baju
yang berserakan, handuk yang lupa dijemur, atau kompromi soal siapa yang
mematikan lampu di malam hari. Sekarang, setelah semua berjalan, Ata sadar,
problem keluarga lebih daripada yang ia bayangkan. Sekarang, ia agak menyesal.
Ia berharap segalanya tak terlanjur ruwet bagi mereka berdua.
Ata dan
Barra adalah sepasang pengantin muda yang baru menjajaki kehidupan berumah
tangga. Pernikahan yang berjalan dengan lancar dan honeymoon yang sangat romantis
mengawali kehidupan mereka sebagai suami istri. Ata dan Barra saling mencintai
sehingga kekurangan dari diri mereka masing-masing saling tertutupi di masa
pacaran. Namun benar kata orang, bahwa pernikahan berbeda dengan masa pacaran.
Kekurangan
yang dulunya bisa mereka saling terima, lama-kelamaan menjadi hal yang bisa
memicu perselisihan. Ego dan kebiasaan harus saling ditekan untuk meredam
perselisihan tersebut. Terlebih bagi Ata yang menginginkan kehidupan berumah
tangganya bisa sesempurna keluarga kecil milik kakak perempuanya , Widi, yang
selalu terlihat bahagia.
Hingga
kemudian Ata positif mengandung. Hal yang membahagiakan Ata dan Barra tentunya.
Namun permasalahan pun kemudian muncul. Mulai dari perselisihan menantu dan
mertua, masalah ekonomi, hingga rasa ego Ata dan Barra yang rupanya masih
begitu tinggi. Salah paham pun sempat mewarnai kehidupan rumah tangga mereka
hingga mengakibatkan Barra angkat kaki meninggalkan Ata yang sedang mengandung
….
After The
Honeymoon menggambarkan sedikit dari banyak masalah dalam rumah tangga.
Kebanyakan sih masalah dari ketidak sepahaman dan adaptasi untuk saling
memahami sebagai suami istri. Meski pasangan sudah berpacaran lama tapi sangat
berbeda saat mengarungi rumah tangga. Seperti itulah yang dialami oleh Ata dan
Barra. Baru lepas beberapa hari dari masa honeymoon yang romantis sudah ada
pemicu masalah yang membuat mereka kesal satu sama lain.
Cerita
novel ini memiliki tema yang umum yaitu masalah dalam rumah tangga, bahwa
pernikahan itu baru menjadi gerbang dan jalan selanjutnya adalah rumah tangga
itu sendiri. Mbk Oliie menggambarkan semua permasalahan rumah tangga yang umum
dan bisa dialami oleh siapa saja namun cukup membuat greget tersendiri.
Terlebih dengan karakter Ata dan Barra yang seperti kurang mempersiapkan diri
menjadi pasangan suami istri. Meski kalau aku rasa karakter Ata sedikit lebih
dewasa daripada Barra.
Aku sempet
kesel sama Barra ketika dia meninggalkan Ata. Bener-bener childish menurutku.
Harusnya sekesal apapun dia jangan sampai gak pergi tanpa kabar. Menenangkan
diri ya menenangkan diri tapi kan Ata-nya lagi mengandung. Ups, maaf, sebagai sesama
cewek aku agak emosi, hehehe. Tapi yang aku suka gimana akhirnya mereka
berbaikan lagi dan mulai merencanakan kehidupan rumah tangga mereka bersama.
Terlihat perkembangan karakter Barra yang makin dewasa dan mereka berdua juga
sudah bisa mengendalikan ego masing-masing.
Membaca
novel ini memberikan kesadaran bahwa pernikahan itu tidak seindah pestanya
walaupun juga jangan sampai menjadi ketakutan untuk berkomitmen dengan
pasangan. Setiap kekurangan pasangan mungkin akan menjengkelkan tapi pastinya
selalu ada cara untuk mengatasi dan memperbaikinya. Asal ego masing-masing bisa
ditahan dan sama-sama punya keinginan untuk menjalani pernikahan yang bahagia.
Permasalahan yang diangkat di novel ini sedikit banyak bisa memberikan gambaran
apa saja yang bisa memicu perselisihan dalam rumah tangga. Yah, jadi semacam
guide kecil-kecilan bagi aku dan mungkin pembaca lain yang belum menikah supaya
mempersiapkan diri kalau seandainya mengalami masalah rumah tangga seperti di atas.
Tapi bisa juga sebagai pencerahan buat mereka yang sudah menikah dan mempunyai
permasalahan seperti dalam novel ini.
Aku
menikmati alur cerita novel ini. Konfliknya juga tersusun rapi mulai dari awal,
pertengahan hingga akhir. Tapi untuk endingnya masih ada yang kurang sih. Itu
loh gimana penyelesaian konflik antara Barra dan Ata dengan mertuanya
masing-masing. Walaupun ending Ata dan Barra sudah jelas tapi rasanya belum
lengkap dengan penyelesaian mereka dengan para mertua tersebut.
Oiya, pesan
lain yang kutangkap dari novel ini adalah bahwa meski rumput tetangga terlihat
hijau namun bukan berarti itu rumput yang asli. Rumah tangga orang lain bisa
jadi terlihat harmonis dan bahagia, tapi siapa yang tau konflik yang mereka tutupi
dari balik pintu rumah mereka ? Untuk novel pernikahan ini aku kasih rate 3
bintang ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar