Rabu, 17 Juni 2015

[Review] Pre Wedding In Chaos


Judul : Pre Wedding In Chaos
Penulis : Elsa Puspita
Penyunting : Pratiwi Utami
Perancang Sampul : Wirastuti
Pemeriksa Aksara : Septi Ws, Intan Sis
Penata Aksara : Endah aditya
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Oktober 2014
Jumlah Hal : vi + 286 hlm
ISBN : 978 – 602 – 291 – 056 – 5

“Nikah itu berarti kita harus siap terima satu paket orang yang jadi pasangan kita. Nggak Cuma nyiapain diri buat yang ondah – indah, tapi juga yang jeleknya. Karena udah satu paket. Iya, kalau imbang. Kalau berat sebelah ? Apalagi, kalau lebih banyak yang jelek, ngeri banget”. Aria bergidik. “Pernikahan yang udah gue lihat, selain Adit sama Mona, nggak ada yang seindah sinetron. Okelah, setahun-dua tahun, sampai tiga tahun awal, masih aman. Habis itu ? Jeleknya kelihatan semua. Ribetlah .”

Pemikiran menikah bukanlah suatu prioritas untuk Aria. Dengan umur yang hampir memasuki kepala tiga, karier yang bagus dan pacar yang tampan tidak membuat hati Aria tergerak untuk segera mengakhiri masa lajangnya. Menurutnya menikah memerlukan kesiapan khusus, dan ia merasa belum siap untuk itu, toh Raga, sang pacar, juga tidak memaksanya untuk segera menikah.

Namun omelam mama, desakan Citra dan segala konspirasi alam membuat kata “menikah” begitu sering menari-nari di telingan Aria. Bukannya dia antipati dengan pernikahan. Hanya saja beberapa peristiwa menjadikan contoh buruk bahwa pernikahan itu hal yang ribet dan butuh kesiapan mental yang lebih untuk menjalaninya. Bagi Aria, selama masih ada ganjalan dihatinya, walaupun sedikit, dia tidak akan pernah memutuskan untuk menikah sebelum benar-benar yakin 100%. Bahkan nasihat dan sindiran dari sahabatnya, yaitu Nessa dan Adit tidak mampu mengubah pandangannya tentang pernikahan.

Hingga suatu waktu akhirnya terlontar juga ucapan itu dari mulut Aria, “Ayo kita menikah”. Sebuah ucapan yang langsung menimbulkan binar bahagia di mata Raga, kehebohan pada mami, Citra dan juga para sahabatnya.

Tapi benarkah ia sudah siap untuk menikah ? Apakah bukan karena ia sudah lelah dengan segala desakan dari orang-orang terdekatnya ? Atau karena ia merasa hubungan 9 tahunnya dengan Raga hanya mentok dan membutuhkan kemajuan lain ?

Apapun itu yang jelas sebuah cincin sudah mengikatnya, menjadikan status pacar naik ke level tunangan. Persiapan untuk menikah pun  dimulai. Dan dari situlah awal semua kekacauan terjadi. Perbedaan dan pertengkaran kecil dengan Raga mulai sering terjadi. Ternyata ada hal-hal yang terlewatkan oleh mereka berdua selama 9 tahun berpacaran, membuat Aria berpikir bagaimana mereka akan bisa menjalani kehidupan berumah tangga jika belum menikah saja sudah sedemikan ribetnya  ?

Membaca novel ini membuat saya sedikit tersentil. Well, ada beberapa pemikiran Aria yang kurang lebih sama dengan saya tentang sebuah pernikahan, hehehehe, secara saya masih menyandang status single.  Walau saya juga agak sebel dengan sifat keras kepala Aria, yang malah jatuhnya lebih ke gengsi menurut saya. Karena kalau untuk cewek normal, dengan segala kehidupan pribadi yang nyris sempurna plus pacar yang ganteng dan baik, rasanya gak perlu mikir ulang jika sudah dilamar untuk menikah.

Tapi mungkin memang  itu yang ingin ditampilkan dalam novel ini, sebuah pandangan pernikahan dari sudut pandang seorang Aria, yang saya rasa juga banyak karakter Aria didunia nyata, yang mempunyai ketakutan tertentu dari sebuah pernikahan hingga memilih untuk menghindarinya sampai benar-benar siap.

Saya suka dengan cerita novel ini, gaya bahasanya santai, apalagi jika sudah dipercakapan antara Aria dan Adit, saling mengkritik dan mengejek tapi penuh arti. Saya malah lebih suka tokoh Adit yang sepertinya lebih berpengalan dan dewasa ketimbang Aria. Walau endingnya tidak seperti yang saya harapkan, tapi mungkin itu emang twist yang disiapkan untuk pembaca.

Ketika saya membaca novel ini, rasanya ikut teraduk-aduk sama konflik didalamnya, 2 jempol untuk mbak Elsa yang menurutnya novel Pre Wedding In Chaos ini adalah novel dewasa pertamanya, tapi cerita yang dimasukkan gak terasa mentah, dan enak diikutin sampai bab terakhir. Atau mungkin karena beberapa kesaman karakter antara saya dan Aria ya jadinya novel ini berasa “gue banget !!” :D

Selain itu saya suka quote yang diselipin di tiap awal bab  dan juga covernya yang mengingatkan saya pada sebuah kartu undangan pernikahan :D karenanya, untuk novel ini tanpa ragu saya kasih rate 4 bintang ;)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar