Judul : Namaku Mata Hari
Penulis : Remy Sylado
Gambar sampul : Jitet
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Diterbitkan pertama kali :
Jakarta, Oktober 2010
Jumlah halaman : 560 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 6281 – 0
Aku pelacur tulen
Tapi aku penari sejati
Dan aku Belanda berdarah Indonesia
Matahari adalah sosok kontroversial diakhir abad 19. Seorang
wanita Belanda yang bermetamorfosis menjadi artis panggung sekaligus agen
mata-mata bagi negara Jerman dan Prancis.
Matahari yang memilki ayah berkebangsaan Belanda dan ibu
seorang Indonesia lahir tahun 1876. Nama aslinya adalah Margaretha Geertruida.
Ketika berusia 18 tahun ia menikah dengan seorang opsir Skotlandia bernama John
Rudolph MacLeod, ia bekerja untuk Kerajaan Belanda, sehingga setelah menikah ia
mengajak Margaretha ke Hindia Belanda untuk melaksanakn tugasnya.
Di Hindia Belanda atau yang sekarang kita dikenal sebagai
Indonesia inilah transformasi terjadi dalam kehidupan Margaretha. Selain ia
akhirnya bisa menginjak negara asal ibunya, juga karena di Indonesia ini
Margaretha mulai belajar seni tari Jawa erotik yang membuatnya kelak menjadi
penari terkenal di kawasan Eropa.
Kehidupan pernikahan Margaretha tidaklah mulus. Bukan hanya
karena menikah dengan pria yang usianya 2x lipat dari usianya sendiri tapi juga
karena sikap suaminya, yang dipanggil
Ruud, membuat Margaretha serin naik darah. Perlakuan kasar, sikap possessif dan
terlebih skandal yang dilakukan Ruud membuat banyak luka di hati Margaretha.
Dan ia membawa luka itu ke Borobudur, tempat dimana ia merasa menemukan jati
dirinya untuk belajar tarian Jawa bernuansa erotis sekaligus menyerap
nilai-nilai keagungannya,
Di Indonesia ini juga Margaretha mulai menggunakan nama Mata
Hari yang sekaligus ia gunakan sebagai nama panggungnya. Di bawah nama Mata
Hari, seorang wanita cerdas dengan kesensualannya menorehkan perjalanan
kesuksesannya menjadi seorang penari profesional, pemikat banyak lelaki, khususnya
dari kalangan militer, sekaligus sebagai agen ganda yang turut berpengaruh selama
masa Perang Dunia 1.
Novel yang ditulis Remy Sylado ini lebih seperti biografi
dari Mata Hari. Karena beberapa setting tempat dan waktu memang adalah bagian
dari fakta sejarah, hanya untuk kisah kehidupan Mata Hari selama di Indonesia,
dan beberapa pengalaman lain dalam hidupnya yang saya belum tahu pasti apa
memang benar-benar kisah hidup Mata Hari atau hanya rekaan penulis.
Alur dari novel ini sendiri adalah mundur, dengan gaya
penulisan orang pertama. Yang membuat saya bingung adalah banyaknya kata-kata
yang digunakan bukan dalam bahasa Indonesia yang baku, lebih ke penggunaan
bahasa zaman dulu seperti kata getun, sumoreh dan krasan. Saya tidak tahu apa penulis
tidak bisa menemukan kosa kata yang tepat dalam Bahasa Indonesia yang baku atau
meang disengaja seperti itu.
Namun novel ini cukup menarik, karena didalamnya
memperlihatkan sisi ke-Indonesia-an Mata Hari, hal yang jarang terungkap jika
kita sering membaca literatur mengenai salah satu mata-mata wanita terhebat
didunia ini. Terlepas dari penggunaan kata dan bahasa yang kadang membingungkan
tapi kisah kehidupan Mata Hari ini cukup menarik untuk diikuti, selain itu kosa
kata Jerman dan Prancis saya ikut bertambah. Untuk novel ini saya rate dengan 3
bintang J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar