Kamis, 11 Juni 2015

[Review] Namaku Matahari



Judul : Namaku Mata Hari
Penulis : Remy Sylado
Gambar sampul : Jitet
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan pertama kali : Jakarta, Oktober 2010
Jumlah halaman : 560 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 6281 – 0

Aku pelacur tulen
Tapi aku penari sejati
Dan aku Belanda berdarah Indonesia

Matahari adalah sosok kontroversial diakhir abad 19. Seorang wanita Belanda yang bermetamorfosis menjadi artis panggung sekaligus agen mata-mata bagi negara Jerman dan Prancis.

Matahari yang memilki ayah berkebangsaan Belanda dan ibu seorang Indonesia lahir tahun 1876. Nama aslinya adalah Margaretha Geertruida. Ketika berusia 18 tahun ia menikah dengan seorang opsir Skotlandia bernama John Rudolph MacLeod, ia bekerja untuk Kerajaan Belanda, sehingga setelah menikah ia mengajak Margaretha ke Hindia Belanda untuk melaksanakn tugasnya.

Di Hindia Belanda atau yang sekarang kita dikenal sebagai Indonesia inilah transformasi terjadi dalam kehidupan Margaretha. Selain ia akhirnya bisa menginjak negara asal ibunya, juga karena di Indonesia ini Margaretha mulai belajar seni tari Jawa erotik yang membuatnya kelak menjadi penari terkenal di kawasan Eropa.

Kehidupan pernikahan Margaretha tidaklah mulus. Bukan hanya karena menikah dengan pria yang usianya 2x lipat dari usianya sendiri tapi juga karena  sikap suaminya, yang dipanggil Ruud, membuat Margaretha serin naik darah. Perlakuan kasar, sikap possessif dan terlebih skandal yang dilakukan Ruud membuat banyak luka di hati Margaretha. Dan ia membawa luka itu ke Borobudur, tempat dimana ia merasa menemukan jati dirinya untuk belajar tarian Jawa bernuansa erotis sekaligus menyerap nilai-nilai keagungannya,

Di Indonesia ini juga Margaretha mulai menggunakan nama Mata Hari yang sekaligus ia gunakan sebagai nama panggungnya. Di bawah nama Mata Hari, seorang wanita cerdas dengan kesensualannya menorehkan perjalanan kesuksesannya menjadi seorang penari profesional, pemikat banyak lelaki, khususnya dari kalangan militer, sekaligus sebagai agen ganda yang turut berpengaruh selama masa Perang Dunia 1.

Novel yang ditulis Remy Sylado ini lebih seperti biografi dari Mata Hari. Karena beberapa setting tempat dan waktu memang adalah bagian dari fakta sejarah, hanya untuk kisah kehidupan Mata Hari selama di Indonesia, dan beberapa pengalaman lain dalam hidupnya yang saya belum tahu pasti apa memang benar-benar kisah hidup Mata Hari atau hanya rekaan penulis.

Alur dari novel ini sendiri adalah mundur, dengan gaya penulisan orang pertama. Yang membuat saya bingung adalah banyaknya kata-kata yang digunakan bukan dalam bahasa Indonesia yang baku, lebih ke penggunaan bahasa zaman dulu seperti kata getun, sumoreh dan krasan. Saya tidak tahu apa penulis tidak bisa menemukan kosa kata yang tepat dalam Bahasa Indonesia yang baku atau meang disengaja seperti itu.

Namun novel ini cukup menarik, karena didalamnya memperlihatkan sisi ke-Indonesia-an Mata Hari, hal yang jarang terungkap jika kita sering membaca literatur mengenai salah satu mata-mata wanita terhebat didunia ini. Terlepas dari penggunaan kata dan bahasa yang kadang membingungkan tapi kisah kehidupan Mata Hari ini cukup menarik untuk diikuti, selain itu kosa kata Jerman dan Prancis saya ikut bertambah. Untuk novel ini saya rate dengan 3 bintang J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar