Senin, 01 Juni 2015

[Review] The Hunter


Judul  : The Hunter
Penulis : Asa Nonami
Penerbit  : SHINCHOSA Publishing Co., Ltd., Tokyo
Alih bahasa  : Julanda Tantani
Desain Sampul  : Eduard Iwan Mangopang
Hak cipta terjemahan Indonesia :  PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan pertama kali  : Jakarta, Desember 2012
Jumlah halaman  : 536 hlm
ISBN  : 978-979-22-8969-5

Saya lupa kapan tepatnya membeli buku ini, mungkin sekitar tahun 2013, dan parah sekali karena saya baru menyelesaikan membacanya beberapa hari yang lalu. Well, hampir 2 tahunan untuk menyelesaikan buku ini karena selain sibuk dengan pekerjaan (hehehe, alasan ya :p) , tapi juga buku ini bukan termasuk kategori  ‘I can’t put this book’ saya. Kalaupun ada waktu kosong saya pasti lebih memilih untuk malahap buku lain yang menurut saya lebih menarik.

Lalu kenapa saya memutuskan membeli buku ini ?

Waktu itu saya lagi terkena sindrom membaca-novel-krimanal-terjemahan-Jepang, awalnya dari pinjem punya teman, maka dengan semangat saya mengubek-ngubek Gramedia dikota saya untuk mencari buku yang saya inginkan, dan taraaaa ….. sampailah saya kepada buku tebal ini dengan cover yang menurut saya criminal sekali. Apalagi ketika membaca synopsis dibelakangnya, sepertinya menarik, membuat saya makin penasaran dengan isi dari novel yang memenangkan penghargaa Japanesse Mystery and Suspense Award di tahun 1996 ini.

Berkisah tentang detektif wanita bernama Takako Otomichi yang merupakan anggota Divisi Masalah Kriminal di Departemen Kepolisian Tokyo, ia ditugaskan untuk bergabung disebuah badan investigasi khusus untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan yang  meledakkan tubuh korban bernama Teruo Hara. Untuk memecahkan kasus tersebut Takako dipasangkan dengan seorang detektif bernama Takizawa, detektif senior yang sinis dan tak suka mendapatkan partner seorang wanita.

Bagi Takako sendiri tak masalah dipasangkam dengan detektif manapun, karena sebagai petugas polisi wanita dia sudah cukup kenyang menndapatkan sikap sinis, tatapan meremehkan, dan keenggananuntuk bekerja sama  dari petugas pria lainnya, resiko dari bekerja dilingkungan yang mayoritas dikuasai oleh para pria.

Belum selesai dengan kasus peledakan itu muncul lagi korban-korban berikutnya, namun dengan cara pembunuhan yang berbeda, korban ditemukan dengan leher yang terkoyak. Kepolisian Tokyo pun memutar otak untuk mencari si pelaku hingga kemudian menemukan benang merah dari  2 kasus yang terjadi.

Suasana tak nyaman di tempat kerja, sikap sinis rekannya, belum lagi masalah keluarga mewarnai perjalanan Takako menguak semua misteri pembunuhan ini, yang kemudian mengarahkan ia dan partnernya  pada sebuah penemuan yang mengejutkan dan diluar nalar mereka.

Sebenarnya untuk kasus dalam novel ini sangat menarik, idenya baru kalau menurut saya, cuma penjabarannya itu yang agak membosankan. Ada satu bagian yang dijabarkan tapi ternyata gak berhubungan sama sekali dengan kasus yang diusut, bahkan hingga  saya mencari  sampai di halaman terakhir, saya gak tau kenapa hal itu dijabarkan. Aura misteri kasusnya flat. Ketika mengetahui pelakunya pun rasanya biasa saja, twistnya kurang greget.

Tapi yang saya sukai untuk deskripsi karakternya  penulis menjelaskan dengan bagus dan detail, saya jadi bisa membayangkan wajah aktor dan aktris Jepang dari deskripsi yang digambarkan. Alur ceritanya mengalir. Dan konfilk yang dibangun antara karakter Takako dan Takizawa juga menarik, sama-sama mempunyai pendapat negative dan positif terhadap satu sama lain. Dibandingkan dengan kasusnya saya malah lebih tertarik dengan hubungan mereka berdua.

Well, karena cukup lamanya saya membaca buku ini, dan kurang terpenuhinya ekspektasi saya ketika membeli buku ini jadi untuk novel ini akan saya kasih rate 3 bintang ;)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar