Penulis : Afifah Afra
Penyunting : Agus Wibowo
Desain isi : Bang Aswi
Desain sampul : Noviandi Rahman
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Cetakan : Pertama, April 2015
Jumlah halaman : viii, 322 hal
ISBN : 978 – 602 – 1614 – 63 – 1
“ Kau adalah selimut kalsit yang
mungkin akan membuat orang-orang disekitarmu berkilau. Kau gadis dengan begitu
banyak kelebihan, kapandaian, kebijakan. Semua orang yang ada di dekatmu, akan
terkalsitkan dan lantas berkilau. Tetapi percayalah, dalam masalah perguaan,
kau harus percaya padaku”.
Sekelompok
peneliti muda melakukan observasi ke sebuah gua yang masih jarang tersentuh
oleh manusia. Gua vertikal bernama Luweng Jaran yang tidak hanya menyimpan
keindahan arsitektur dan flora fauna khas gua karst di daerah Pacitan, tapi
juga penuh dengan misteri.
Fahira,
seorang mahasiswa peneliti mikrobiologi yang cerdas dan merupakan kebanggaan
kampus, mendapat kucuran dana dari sebuah International Foundation di UK untuk
melakukan proyek penelitian di Luweng Jaran. Sebuah kesempatan emas yang
membuat Fahira mempersiapkan segalanya dengan matang, termasuk mengumpulkan tim
untuk melakukan penyusuran ke gua tersebut.
Namun
sebelumnya ia harus menghadapi dulu seorang pemuda yang urakan, cuek dan
meiliki IPK jarang diatas angka dua koma, tapi merupakan seorang aktivis
pencinta alam yang begitu mengenal tentang gua. Seorang ahli yang sangat
dibutuhkan oleh Fahira dalam ekspedisinya ini. Anton, pemuda urakan itu, begitu menentang keikutsertaan Fahira dalam
menjelajah ke Luweng Jaran, hal yang mustahil sebenarnya mengingat Fahira
adalah penyandang dana sekaligus ketua proyek ekspedisi itu. Selain karena
Fahira bukan seorang aktivis pecinta alam, tapi juga karena trauma dari jiwa
lelaki yang penuh gejolak itu sehingga ia bersikeras untuk meberikan pilihan pada
tim,hanya dia atau Fahira saja yang ada dalam tim penyusuran ke Luweng Jaran.
Di tempat
lain, ada seorang Rinanti yang begitu setia menghimpun senja. Baris demi baris
hari ia tandai untuk menghitung berapa senja yang telah ia lewati. Sebagai
penghibur dari kehidupan pernikahannya yang hampa karena suaminya lebih memilih
untuk tenggelam dengan panggilan tugas sucinya. Membiarkan Rinanti menyimpan
rasa cinta itu sendiri. Hingga di sebuah senja ia bertemu dengan seorang pemuda
yang juga sama menyukai senja seperti dirinya. Pemuda yang memberi kesan khusus
pada senja kesekian yang dihimpunnya.
Lalu bagaimana
Rinanti kembali menghimpun senjanya ?
Apakah
Fahira berhasil melunakkan kekerasan hati Anton ?
Dan
bagaimana Luweng Jaran akan membawa mereka pada dimensi lain dari dunia bawah
tanah ?
Novel ini mengajak saya untuk masuk kedalam petualangan
menjelajah ke dalam gua. Begitu detail penulis menceritakan keadaan gua dengan semua
ornamen dan istilah-istilahnya. Saya jadi bertanya sendiri, berarti penulis
pernah masuk ke kedalam gua vertikal ya ? Dan dari deskripsi dalam novel itu saya yakin
jika memang penulis pernah masuk kedalam gua berarti penulis sudah
mendapatkan pengalaman yang begitu keren.
Saya bisa
membayangkan excitednya menuruni gua dengan climbing dan mendarat di sebuah
ruang gelap yang letaknya didasar bumi !!
Saya jadi ingin
masuk ke gua juga, masuk kedasar bumi dan merasakan sendiri aroma khas gua :D dan
ingin melihat sendiri keindahan stalaktit dan stalakmit seperti yang tergambar
dalam novel.
Saya gak
pernah meragukan kualitas tulisan dari sang penulis, yaitu mbak Afifah Afra, walau
pada awalnya ketika membaca judul terbaru novel beliau ini sempat penasaran
apakah ada kaitannya dengan fenomena batu akik yang lagi booming sekarang ? Selalu
ada ilmu yang bisa saya dapat dari tulisan beliau, seperti dalam novel ini juga
banyak istilah-istilah biologi yang sama sekali masih asing buat saya, jadi
seperti mendapat pelajaran singkat biologi nih :D
Dan ketika
membaca novelnya saya kembali mendapatkan ciri khas dari mbk Afifah Afra, yaitu
unsur misteri atau tindak kejahatan yang selalu ada. Dan itu yang membuat saya
jadi penasaran hingga membaca novel ini hanya dalam waktu satu hari. Bahkan
begitu detailnya beliau menggambarkan deskripsi kejadian sehingga membuat saya
beberapa kali menahan nafas karena ketegangan yang berhasil diciptakan. Bravo
untuk mbak Afifah Afra !!!
Saya dengan
ikhlas me-rate 5 bintang untuk novel ini ;)
“Take nothing but picture, leave
nothing but footprint, kill nothing but time ….” – Quote of caver
Dan selamat
bertualang ke dalam perut bumi !!!