Judul : Sharp Object (Segala Yang
Tajam)
Penulis : Gillian Flynn
Alih bahasa : Ariyantri Eddy
Tarman
Editor : Reita Ariyanti
Desain sampul : Marcel A.W
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Jumlah halaman : 336 hlm
ISBN : 978-602-03-3070-9
Saat adikku akhirnya
meninggal, di satu sisi aku bersyukur. Bagiku sepertinya adikku dikeluarkan ke
dunia ini belum terbentuk dengan baik. dia tidak siap menghadapi bobot dunia.
Orang-orang berusaha menghibur, berbisik Marian dipangggil kembali ke surga,
tetapi ibuku tidak mau diganggu dari perkabungannya. Hingga saat ini, itu masih
menjadi hobi ibuku –Camille Preaker
Terjadi kasus pembunuhan di Wind Gap, sebuah kota kecil yang
letaknya di Missouri paling bawah, dalam gambaran peta. Seorang gadis kecil
tewas dicekik setahun yang lalu. Dan sekarang, ada gadis kecil lainnya yang
menghilang begitu saja. Camille yang merupakan penduduk asli Wind Gap diutus
oleh kepala editornya untuk meliput dan mendapatkan berita besar. Pembunuhan
dan penculikan gadis kecil adalah sebuah berita yang berpotensi menaikkan oplah
Daily Post.
Bagi Camille ini merupakan tugas reportase yang sulit. Bukan
karena kasusnya yang cukup mengerikan, tapi karena mau tidak mau ia harus
kembali ke Wind Gap, kota kelahiran dimana ia menghabiskan masa kecil yang
terbilang tidak menyenangkan.
Ia masih memiliki seorang ibu kandung, ayah dan saudara tiri
yang tidak terlalu dekat dengannya di Wind Gap. Namun selain itu, Wind Gap memberikan
kenangan menyakitkan tentang adik kecilnya, Marian yang meninggal karena sakit
keras.
Mengorek kasus di kota kecil tersebut tidaklah semudah yang
Camille bayangkan, meskipun ia berasal dari sana. Ia harus menghadapi kepala
polisi tua yang ingin melindungi kota tersebut dari publikasi negatif, serta
detektif muda sok yang dikirim khusus dari Kansas City untuk menangani kasus
tersebut. Belum lagi ia harus menghadapi hubungan rumitnya dengan sang ibu serta
adik tirinya, Amma, yang memiliki sikap bak putri dan arogan.
Dalam penyelidikannya Camille menemukan bahwa para korban
penculikan dan pembunuhan tersebut memiliki kesamaan dengannya saat masih
kecil. Memiliki masalah dengan hal-hal yang cenderung melukai, baik kepada orang
lain maupun dirinya sendiri. Terlebih, perlahan Camille merasakan bahwa kasus
ini seolah mendorongnya untuk kembali menggali masa kecilnya yang kelam.
Camille pun banyak menemukan fakta bahwa kedua gadis yang
menjadi korban memiliki hubungan dekat dengan ibunya. Dan karenanya ia mulai
mencari petunjuk tentang masa lalu ibunya untuk memastikan apakah sang ibu
terlibat atau tidak dalam kasus ini. Hingga kemudian ia menemukan banyak
keanehan yang terjadi di masa lalu, yang samar ia sadari, tentang perlakuan
ganjil ibunya serta kematian adiknya, Marian ….
Gillian Flynn merupakan penulis yang dikenal melalui buku
best seller-nya Gone Girl, tapi untuk sekarang aku mencoba baca dulu karyanya
yang Sharp Object ini. Banyak review yang menuliskan Gone Girl itu bagus, nah,
bagaimana dengan Sharp Object ini ?
Kalau menurut pendapatku, buku ini punya twist yang lumayan serta
plot yang gampang diikutin. Meski kalau untuk kesan thrillernya masih agak
kurang terasa. Pembaca akan diajak pelan-pelan untuk menyusuri masa lalu
Camille di kota Wind Gap dan diungkap satu persatu kejadian apa yang sudah dialami
si tokoh utama.
Digambarkan juga karakter Camille ini seperti menderita sebuah
depresi, tapi hal itu nggak akan langsung dituliskan. Di awal-awal cuma disebutkan
bahwa Camille ini selalu menulis hal-hal di kulitnya serta adegan-adegan yang
mengisyaratkan bahwa kulitnya selalu memiliki reaksi untuk kejadian tertentu.
Nah, nanti baru di pertengahan buku pembaca akan menyadari jenis depresi apa
yang dialami si Camille ini.
Buatku gaya menulis Gillian Flynn cukup menarik dan mudah
dimengerti. Tapi rasanya buku ini lebih banyak unsur drama ketimbang
suspensenya, makanya buatku ceritanya masih kurang greget. Selain itu diantara semua
karakter yang ada, kok aku malah lebih terkesan dengan Curry si kepala
editornya ya. Meski diawal seperti memaksa tokoh utama untuk melakukan
reportase yang sebenarnya enggan dilakukan Camille, tapi ternyata ia cukup care
dengan kondisi mental Camille.
Oh iya, selama membaca novel ini aku selalu membayangkan bahwa
sosok Camille itu seperti cewek main cast di film Now You See Me (lupa nama
aktrisnya :p) tinggi, rambut pirang dan agak cuek (hehehe, nggak penting banget
yah ??)
Seperti yang sudah kusebutkan kalau novel ini punya
ending yang twist, tapi entah kenapa eksekusinya kurang seru. Serasa
antiklimaks dan nggak meninggalkan kesan yang kuat. Termasuk buku yang agak
membosankan buatku, mungkin jenis thriller ini kurang cocok ya sama seleraku, cuma di beberapa bagian tertentu saja yang bisa membuat bersemangat untuk
membacanya. Bahkan aku perlu waktu lama buat menyelesaikan buku ini. Jadi untuk
karya Gillian Flynn yang baru pertama kali aku baca ini nilai 3.5 bintang
rasanya sudah cukup J
Orang-orang selalu menyebut
depresi sebagai blues -arti lainnya adalah warna biru- tetapi aku akan senang
terjaga dan melihat pemandangan warna biru pastel. Depresi bagiku seperti
kuning air seni. Terhanyut menjadi berkilo-kilometer air seni encer – Camille
Preaker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar