Sabtu, 11 Maret 2017

[Review] All She Was Worth - Mencari Jejak

Pic from Google




Judul : All She Was Worth (Mencari Jejak)
Penulis : Miyuki Miyabe
Alih bahasa : Gita Yuliani K
Editor: Ariyantri E. Tarman
Desain dan ilustrasi sampul : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit original : FUTABA-SHA, Tokyo
Penerbit Indonesia : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun terbit : 2016
Jumlah halaman : 480 hlm
ISBN : 978-602-03-2686-3

Di atas roda api
Lahir duka lara
Aku mendengarnya berderak melewati gerbangku
Ke mana, aku bertanya ?
Ke mana ?

Shunsuke Honma mendapatkan sebuah kasus di tengah cuti karena cedera di lututnya. Kasus tersebut datang dari putra sepupu mendiang istrinya. Jun Kurisaka adalah saudara jauh istri Honma yang datang jauh-jauh untuk meminta bantuan Honma menemukan tunangannya yang menghilang begitu saja, Shoko Sekine.

Dimulai dari ketika Jun mengetahui kebangkrutan pribadi yang pernah dialami oleh Shoko Sekine, dan setelah itu wanita cantik tersebut menghilang bak ditelan bumi. Awalnya Honma hanya menganggap kasus ini adalah kasus biasa dan ia sendiri tidak bisa menjanjikan apapun kepada Jun hingga semuanya menjadi lebih pasti, terlebih ia masih dalam posisi bebas tugas.

Honma mulai melakukan penyelidikan dari kantor tempat bekerja Shoko Sekine, yang kemudian membawanya lebih dalam menggali sejarah dan masa lalu wanita tersebut. Di tengah pencarian tersebut Honma menemukan beberapa keganjilan yang menyisakan banyak tanda tanya. Identitas Shoko Sekine seperti berubah di satu titik waktu tertentu. Yang membawanya pada kenyataan bahwa Shoko Sekine yang dikenal sebagai tunangan Jun Kurisaka bukanlah Shoko Sekine yang sebenarnya.


Honma curiga jika wanita yang merupakan tunangan Jun mengambil identitas Shoko Sekine dengan maksud tertentu. Ia hidup sebagai Shoko Sekine dan menjalani kehidupannya dengan tenang dan nyaris sempurna ketika akan menikah dengan Jun Kurisaka yang merupakan bankir muda. Namun karena masalah kebangkrutan pribadi, identitasnya mulai terkuak dan ia pun harus melarikan diri.

Tapi, yang menajdi masalah adalah dimana Shoko Sekine yang asli sekarang ? Apakah ia masih hidup dan sekedar menjual identitasnya kepada orang lain ? Atau ia malah mengalami kejadian yang lebih buruk lagi ?

Penyelidikan Honma membawanya untuk ikut menelusuri jejak masa lalu Shoko Sekine yang asli dan yang palsu, dan mengetahui bahwa kedua wanita ini terhubung dengan benang merah situasi ekonomi yang buruk, yang membuat mereka terjerat dan mengambil jalan pintas seperti melarikan diri, mengambil identitas orang lain, atau mungkin juga dengan membunuh …

Hidupnya silih berganti mengerikan, sedih, melarat, sesekali bahkan cukup bahagia. Tetapi satu hal tidak pernah berubah, ia selamanya jadi pelarian.

Novel terjemahan yang bikin aku tertarik karena rekomendasi dari beberapa orang yang pernah membacanya. Beberapa review menyebutkan bahwa novel ini bagus dan layak dijadikan koleksi bacaan thriller, dan itu yang langsung membuat aku berburu buku ini.

All She Was Worth tidak hanya menceritakan tentang perburuan detektif dalam mencari orang hilang, tapi juga memberikan sekilas pengetahuan tentang masalah ekonomi yang dialami banyak orang. Apalagi kalau bukan masalah kredit. Di novel ini dijelaskan tentang masa dimana masyarakat mengandalkan kartu kredit dan terjerat dengan perilaku konsumtif.

Kemudahan dalam menggunakan kartu kredit terkadang membuat lupa diri dan akhirnya menjerumuskan ke dalam lilitan hutang. Belum lagi dengan masalah lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga tinggi. Sehingga tidak jarang orang yang berhutang berakhir dengan nasib tragis seperti stress, tertekan, hidup tak tenang karena dikejar penagih hutang hingga banyak pula yang memutuskan untuk bunuh diri.

Buatku sendiri novel ini terbilang lumayan seru, terlebih karena kejutan-kejutan fakta yang ditemukan oleh detektif Honma selama penyelidikannya. Namun ada beberapa bagian yang terasa sangat membosankan, seperti penjelasan tentang ekonomi Jepang dan permasalahan kredit yang terlalu panjang dibahas. Bahkan aku membaca cepat di bagian itu karena jujur tidak terlalu paham dengan bahasannya.

Novel ini juga minim adegan aksi, mungkin karena fokus ceritanya lebih ke pencarian bukannya melawan penjahat. Tapi yang buat nyaman membacanya adalah karena alurnya rapi dan mengalir. Bahasa terjemahannya juga pas dan tidak ada yang membingungkan. Aku baru bisa merasakan keseruan yang lebih sesudah membaca di setengah terakhir novel ini.

Sedangkan untuk endingnya, well, masih ada beberapa hal yang bikin penasaran sebenarnya. Dan penulis seperti membuat pembaca untuk menyimpulkan sendiri bagaimana endingnya dan menjawab beberapa hal yang menggantung dengan imajinasi pribadi. Bukan ending yang memuaskan buatku, tapi nggak bisa dibilang ending yang gantung juga sih …

Yang jelas novel karya Miyuki Miyabe ini tetap bisa jadi koleksi bacaan yang cukup seru, dan dari aku sendiri bakal ngasih 3 dari 5 bintang buat ceritanya J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar