Judul : Camar Biru
Penulis : Nilam Suri
Editor : Gita Romadhona dan eNHa
Proofreader : Gita
Penata letak : Wahyu Suwarni
Desain sampul : Dwi Annisa Anindhika
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2012
Jumlah halamn : 280 hlm
ISBN : 979 – 780 – 603 – 0
“Hari ini 10 tahun, Dith. So?”
“Namanya juga sumpah, nggak boleh dilanggar. So, let us get married …”
“Let’s”
Ya, Tuhan ….
Berawal dari sumpah konyol antara
Adith dan Nina 10 tahun lalu. Sumpah ketika mereka berdua sama-sama mabuk dan hanya
ucapan yang asal. Namun sumpah tersebut ditandai dengan sepasang burung kertas
camar biru yang masing-masing disimpan oleh Adith dana Nina. Sepasang camar
biru itu masih tersimpan pada keduanya hingga kini, sehingga sumpah konyol itu
pun harus dilaksanakan.
Tapi sebenarnya sumpah itu
bukanlah main-main, setidaknya bagi Adith yang diam-diam memendam rasa pada
teman masa kecilnya itu. Bagi Adith, Nina adalah gadis teristimewa sepanjang
hidupnya. Meskipun Nina sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memandang
pada Sinar, cowok lain yang ia kagumi sejak kecil sekaligus kakak dari Adith.
“Peduli setan sama fakta kalau gue dan Nina gak pernah pacaran, peduli
setan kalau semua itu bakalan terjadi cuma gara-gara sumpah dua orang mabuk.
Dan peduli setan bahwa satu-satunya orang yang mempertaruhkan hatinya dalam hal
ini cuma gue” -Adith
Hingga 5 tahun lalu mereka adalah
bujur sangkar yang tak terpisahkan, Adith, Nina, Sinar dan Naren. Naren adalah
kakak Nina yang begitu overprotektif pada adik kecilnya itu. Dan bersama dengan
Adith dan Sinar, mereka bertiga seolah menjelma sebagai bodyguard bagi Nina,
sang putri manja kesayangan mereka.
Namun sebuah kecelakaan merenggut
Naren dan menghancurkan bujursangkar sempurna mereka. Nina begitu terpuruk
kehilangan satu-satunya orang yang menjaga dan melindunginya, bahkan dari kedua
orang tua yang tidak pernah memperdulikannya. Sinar pun pergi meninnggalkan
Nina yang terluka dan yang tersisa hanyalah Adith.
Dan camar biru yang masih tersimpan
seperti mengikat keduanya pada sumpah tersebut untuk segera diwujudkan. Batas 10
tahun sudah tiba bagi Nina dan Adith. Untuk Adith sendiri yang memang sudah
siap lahir batin mencintai Nina tentu merasa sangat bahagia. Sedang untuk Nina,
dia merasa bahwa memang sudah seharusnya ia bersama Adith. Meski bukan cinta,
tapi Nina tahu, ia akan bahagia bersama Adith. Just it.
“Gue menatap Adith, benar-benar menatap Adith. Melihat laki-laki dewasa
di depan gue dan mencoba menghapus bayangan anak kecil yang dengkulnya selalu
luka dan rambutnya selalu berbau matahari … “-Nina
Setidaknya ia akan memiliki
keluarga sendiri bersama Adith. Melupakan pengabaian orang tuanya dan mengubur
semua luka yang telah merubahnya dari seorang gadis gulali penuh warna menjadi
gadih suram yang hanya berisi abu-abu …
“Kami ada di sini, Na, buat elo. Kami ingin dilibatkan dalam masalah-masalah
elo. Bukannya karena gue atau Danish ngerasa bakalan bisa nyelesaiin apa pun
itu yang lagi lo hadepin, lebih baik dari elo, but it’s just because we care
about you, and we wanna help” -Adith
Camar Biru karya Nilam Suri ini
mengangkat tema yang sepertinya biasa. Percintaan yang terbangun dari hubungan
persahabatan sejak kecil. Namun konflik yang dimasukan dalam novel ini yang membuatnya
berbeda. Ditulis dengan alur maju dan beberapa scene dengan alur mundur yang
runut, sangat rapi dan tidak membingungkan bagi pembacanya.
Dan dari semua karakter di novel
ini aku justru suka sama Danish. Aku suka sifatnya, gaya hidupnya, cara berpikirnya.
Bener-bener wanita yang mengerti apa yang dia mau. Walau sebenarnya aku juga
iri sama karakter Nina yang punya banyak “bodyguard”. Mungkin karena aku gak
punya saudara laki-laki, jadi rasanya seneng membayangkan punya kakak cowok
yang bisa menjaga dan penuh perhatian kayak Naren :D
Untuk karakter Adith, wew,
bener-bener cowok dengan tingkat kesetiaan super tinggi. Karakternya kalem dan
cool tapi kalau sudah menyangkut Nina, apa aja bisa dia korbanin. Bener-bener
karakter yang gampang terbaca perasaannya. Bahkan baik Naren, Danish dan Sinar
pun bisa melihat gimana dia naksir berat sama Nina, walau ternyata Nina tidak
cukup peka untuk menyadarinya :D
Overall ceritanya menarik.
Karakter Nina yang terlihat kuat di luar tapi ternyata ancur di dalam itu bisa
tersampaikan dengan baik. Bahkan aku sempet mau mewek pas scene yang
menggambarkan hubungan Nina dan orang tuanya. Perkembangan perasaan Nina ke
Adith juga natural. Untuk endingnya sendiri cukup manis meski gak langsung
berakhir bahagia.
Tapi yang masih mengganjal buatku itu soal
kasus yang menimpa Nina. Itu dibiarin gitu aja? Kupikir bakal ada scene Adith
atau Sinar yang ngasih semacam “perhitungan” gitu :D Terus hubungan Nina sama ortunya
gimana ?
Yang jelas aku suka sama gaya
mellow cerita novel ini. Kalau boleh, pesen satu dong cowok yang kayak Adith
;p.
Untuk Camar Biru ini aku kasih
rating 3 bintang ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar