Minggu, 19 Juni 2016

[Review] Camar Biru



Judul : Camar Biru
Penulis : Nilam Suri
Editor : Gita Romadhona dan eNHa
Proofreader : Gita
Penata letak : Wahyu Suwarni
Desain sampul : Dwi Annisa Anindhika
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2012
Jumlah halamn : 280 hlm
ISBN : 979 – 780 – 603 – 0

“Hari ini 10 tahun, Dith. So?”
“Namanya juga sumpah, nggak boleh dilanggar. So, let us get married …”
“Let’s”
Ya, Tuhan ….


Berawal dari sumpah konyol antara Adith dan Nina 10 tahun lalu. Sumpah ketika mereka berdua sama-sama mabuk dan hanya ucapan yang asal. Namun sumpah tersebut ditandai dengan sepasang burung kertas camar biru yang masing-masing disimpan oleh Adith dana Nina. Sepasang camar biru itu masih tersimpan pada keduanya hingga kini, sehingga sumpah konyol itu pun harus dilaksanakan.


Tapi sebenarnya sumpah itu bukanlah main-main, setidaknya bagi Adith yang diam-diam memendam rasa pada teman masa kecilnya itu. Bagi Adith, Nina adalah gadis teristimewa sepanjang hidupnya. Meskipun Nina sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memandang pada Sinar, cowok lain yang ia kagumi sejak kecil sekaligus kakak dari Adith.

“Peduli setan sama fakta kalau gue dan Nina gak pernah pacaran, peduli setan kalau semua itu bakalan terjadi cuma gara-gara sumpah dua orang mabuk. Dan peduli setan bahwa satu-satunya orang yang mempertaruhkan hatinya dalam hal ini cuma gue” -Adith

Hingga 5 tahun lalu mereka adalah bujur sangkar yang tak terpisahkan, Adith, Nina, Sinar dan Naren. Naren adalah kakak Nina yang begitu overprotektif pada adik kecilnya itu. Dan bersama dengan Adith dan Sinar, mereka bertiga seolah menjelma sebagai bodyguard bagi Nina, sang putri manja kesayangan mereka.

Namun sebuah kecelakaan merenggut Naren dan menghancurkan bujursangkar sempurna mereka. Nina begitu terpuruk kehilangan satu-satunya orang yang menjaga dan melindunginya, bahkan dari kedua orang tua yang tidak pernah memperdulikannya. Sinar pun pergi meninnggalkan Nina yang terluka dan yang tersisa hanyalah Adith.

Dan camar biru yang masih tersimpan seperti mengikat keduanya pada sumpah tersebut untuk segera diwujudkan. Batas 10 tahun sudah tiba bagi Nina dan Adith. Untuk Adith sendiri yang memang sudah siap lahir batin mencintai Nina tentu merasa sangat bahagia. Sedang untuk Nina, dia merasa bahwa memang sudah seharusnya ia bersama Adith. Meski bukan cinta, tapi Nina tahu, ia akan bahagia bersama Adith. Just it.

“Gue menatap Adith, benar-benar menatap Adith. Melihat laki-laki dewasa di depan gue dan mencoba menghapus bayangan anak kecil yang dengkulnya selalu luka dan rambutnya selalu berbau matahari … “-Nina

Setidaknya ia akan memiliki keluarga sendiri bersama Adith. Melupakan pengabaian orang tuanya dan mengubur semua luka yang telah merubahnya dari seorang gadis gulali penuh warna menjadi gadih suram yang hanya berisi abu-abu …

“Kami ada di sini, Na, buat elo. Kami ingin dilibatkan dalam masalah-masalah elo. Bukannya karena gue atau Danish ngerasa bakalan bisa nyelesaiin apa pun itu yang lagi lo hadepin, lebih baik dari elo, but it’s just because we care about you, and we wanna help” -Adith

Camar Biru karya Nilam Suri ini mengangkat tema yang sepertinya biasa. Percintaan yang terbangun dari hubungan persahabatan sejak kecil. Namun konflik yang dimasukan dalam novel ini yang membuatnya berbeda. Ditulis dengan alur maju dan beberapa scene dengan alur mundur yang runut, sangat rapi dan tidak membingungkan bagi pembacanya.

Dan dari semua karakter di novel ini aku justru suka sama Danish. Aku suka sifatnya, gaya hidupnya, cara berpikirnya. Bener-bener wanita yang mengerti apa yang dia mau. Walau sebenarnya aku juga iri sama karakter Nina yang punya banyak “bodyguard”. Mungkin karena aku gak punya saudara laki-laki, jadi rasanya seneng membayangkan punya kakak cowok yang bisa menjaga dan penuh perhatian kayak Naren :D

Untuk karakter Adith, wew, bener-bener cowok dengan tingkat kesetiaan super tinggi. Karakternya kalem dan cool tapi kalau sudah menyangkut Nina, apa aja bisa dia korbanin. Bener-bener karakter yang gampang terbaca perasaannya. Bahkan baik Naren, Danish dan Sinar pun bisa melihat gimana dia naksir berat sama Nina, walau ternyata Nina tidak cukup peka untuk menyadarinya :D

Overall ceritanya menarik. Karakter Nina yang terlihat kuat di luar tapi ternyata ancur di dalam itu bisa tersampaikan dengan baik. Bahkan aku sempet mau mewek pas scene yang menggambarkan hubungan Nina dan orang tuanya. Perkembangan perasaan Nina ke Adith juga natural. Untuk endingnya sendiri cukup manis meski gak langsung berakhir bahagia.

Tapi yang masih mengganjal buatku itu soal kasus yang menimpa Nina. Itu dibiarin gitu aja? Kupikir bakal ada scene Adith atau Sinar yang ngasih semacam “perhitungan” gitu :D Terus hubungan Nina sama ortunya gimana ?

Yang jelas aku suka sama gaya mellow cerita novel ini. Kalau boleh, pesen satu dong cowok yang kayak Adith ;p.

Untuk Camar Biru ini aku kasih rating 3 bintang ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar